BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Komunikasi Massa adalah penyebaran pesan
dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, heterogen,
anonym yaitu sejumlah orang yang tidak tampak oleh sang komunikator, berbeda
latar belakangnya, dan banyak. Dengan demikian, maka jelas bahwa komunikasi
massa atau komunikasi melalui media massa bersifat satu arah.
Begitu pesan disampaikan oleh komunikator, tidak diketahui apakah pesan itu diterima, dimengerti, atau dilakukan oleh khalayak dan efek yang di terima tertunda bahkan tidak ada feedback sama sekali. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Media massa atau media saluran dihasilkan oleh teknologi modern. Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu ‘massa’ disini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca. Dan yang menjadi media antara lain: televisi, radio, internet, majalah, koran, tabloid, buku, dan film.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah :
1. Apa
pengertian Komunikasi Massa menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble?
2. Model
Komunikasi Massa menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble?
3. Studi kasus Model
Komunikasi Massa Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble?
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk :
Memenuhi
tugas mata kuliah Sosiologi Komunikasi Massa dan Mengetahui serta memahami
tentang Model Komunikasi Massa menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble.
1.4 Manfaat Makalah
Manfaat penulisan makalah ini adalah Menambah
referensi pustaka yang berhubungan dengan Model Komunikasi Massa terutama Model
Komunikasi Massa menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble dan pengalaman
yang berharga bagi penulis dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan
tentang Model Komunikasi Massa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pencetus Teori
Michael
W. Gamble (PhD,
New York University;
BA and MFA,
University of Oklahoma) adalah seorang profesor komunikasi di New York Institute of Technology.
Beliau sempat menjabat sebagai perwira
dan mengajar Keterampilan Kepemimpinan untuk Sekolah Infanteri Angkatan Darat AS selama Perang
Vietnam.
Teri
dan Michael telah
turut menulis banyak buku,
termasuk Leading with Communication (©2013; SAGE),
Communication Works (©2013,
McGraw-Hill), Sales Scripts that Sell (© 2008; AMACOM), The Gender
Communication Connection (Houghton Mifflin),
dan Public Speaking in the Age of Diversity (Allyn & Bacon).
Co-pendiri Interact
Training Systems, sebuah perusahaan konsultan yang melakukan
seminar, workshop, dan kursus singkat untuk bisnis dan organisasi profesional di seluruh Amerika
Serikat, mereka juga memproduksi
pelatihan dan materi pemasaran untuk organisasi penjualan.
2.2 Pengertian Komunikasi Massa Menurut Michael W. Gamble
dan Teri K. Gamble
Definisi
komunikasi massa yang dikemukakan Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986)
mencakup hal-hal sebagai berikut:
1.
Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan
peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada
khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula
antara lain surat kabar, majalah, televisi, film atau gabungan diantara media
tersebut.
2.
Komunikator dalam komunikasi massa dalam
menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan
orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain.
3.
Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan
ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik
publik.
4.
Sebagai sumber, komunikator massa
biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan
kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga
ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan bukan organisasi suka rela.
5.
Komunikasi massa dikontrol oleh
gatekeeper (pentapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau
dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum
disiarkan lewat media massa. Ini berbeda dengan komunikasi antar pribadi,
kelompok atau publik dimana yang mengontrol tidak oleh sejumlah individu.
Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi,
memperluas pesan yang disiarkan.
6.
Umpan balik dalam komunikasi massa
sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat
langsung. Misalnya, dalam komunikasi antar personal. Dalam komunikasi ini umpan
balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar
tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed).
2.3 Model Komunikasi Massa Michael W. Gamble dan Teri Kwal
Gamble
Model komunikasi massa yang dikemukakan oleh Gamble
dan Gamble bisa dijadikan pembeda komunikasi massa dengan komunikasi secara umum Perbedaannya adalah
digunakannya media massa modern sebagai salah satu unsur yang memengaruhi model
komunikasi yang dijalankan. Perbedaan
lain adalah dikemukakannya fungsi gatekeeper dalam model ini.
n Jika diringkas, sumber pesan mengalirkan pesan yang “diedit” oleh penapis informasi.
n Kemudian pesan tersebut disebarkan melalui peralatan media massa, lalu
diterima oleh audience.
n Proses penerimaan pesan yang dilakukan oleh audience dipengaruhi
oleh berbagai gangguan.
n Alur pesan selanjutnya, audience memberikan umpan balik pada pengirim pesan
melalui berbagai macam saluran.
n Proses penyebaran dan penerimaan pesan tersebut terus berjalan tanpa henti
(komunikator dan komunikan) sama-sama penting di dalam proses komunikasi massa
tersebut.
n Ciri lain : Audience ketika memberi repson kepada pengelola media, menurut
G&G ia berposisi sebagai komunikator, dan pengelola media sebagai komunikan.
2.4
Gatekeeping
Gatekeeping adalah
teori yang menekankan adanya peran krusial dari para penjaga gerbang
(gatekeepers), yakni para eksekutif media, yang bisa membuka atau menutup
”gerbang” terhadap pesan-pesan yang akan disampaikan media. Merekalah yang
menentukan, pesan atau isi apa yang dimuat atau ditayangkan di media, dan pesan
mana pula yang tidak dimuat atau tidak ditayangkan di media. Misalnya, apakah
para produser di Divisi News Trans TV memutuskan untuk menayangkan atau tidak
menayangkan berita tentang peristiwa tertentu.
Setiap media
memiliki penjaga gerbang tersendiri (gatekeeper). Mereka berfungsi
sebagai penjaga gerbang yang menentukan peristiwa apa yang diberitakan, atau
ide/gagasan apa yang ditampilkan. Dalam pendekatan ini, para jurnalis,
produser, atau pengelola media, harus bersikap kritis dan cermat dalam
menyeleksi atau memilah-milah berita, serta pesan yang mau disampaikan lewat
berita itu. Berita atau pesan yang tidak mendukung ke arah pembentukan karakter
bangsa yang kuat, maka tidak perlu disiarkan sama sekali.
Sebagai gatekeeper
informasi, pers selektif memilih berita yang akan dilaporkan, menentukan
apa yang harus dilaporkan dan bagaimana melaporkannya. Karena khalayak akan
cendrung terpengaruh terhadap berita yang dibaca, didengar atau dilihatnya.
Gatekeeper memiliki
kemampuan kontrol besar dalam komunikasi massa. Dia juga sangat krusial untuk
mengetahui siapa mereka dan bagaimana mereka berfungsi. Peran individu-individu
ini tentunya juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berasal
dari dalam (intrinsik) mau pun luar organisasi media (ekstrintik). Yang mana
pengaruh tersebut sangat mudah mendatangkan isu-isu di tengah masyarakat dan
memutar-balik antara fakta dan kenyataan yang terjadi.
2.5 Studi
Kasus Model Komunikasi Massa G & G
Proses Gatekeeping :
Keterangan : X = Sumber Informasi
A = Pengirim
B = Penerima Pesan/Audience
C =
Gatekeeper/Editorial Function
F =
Jalur feedback
Tahapan gatekeeping
yang terjadi di ruang redaksi Metro TV, ini melibatkan Reporter dan Produser. Dalam model tersebut A sebagai
pengirim, adalah Reporter, sedangkan C
sebagai gatekeeper adalah Produser dan B adalah audience atau pemirsa. Produser
adalah orang yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan
seleksi terhadap berita-berita yang telah dibuat oleh Reporter. Di tangan Produser lah,
sebuah berita yang telah dibuat reporter dapat ditayangkan dan dinikmati para
pemirsa.
sebagai gatekeeper adalah Produser dan B adalah audience atau pemirsa. Produser
adalah orang yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan
seleksi terhadap berita-berita yang telah dibuat oleh Reporter. Di tangan Produser lah,
sebuah berita yang telah dibuat reporter dapat ditayangkan dan dinikmati para
pemirsa.
Diruang redaksi Metro TV, yang
bertindak sebagai gatekeeper adalah Pemimpin Redaksi, Manager News dan Kepala
peliputan. Mereka inilah yang bertanggungjawab dalam melaksanakan mekanisme
gatekeeping. Proses gatekeeping menempatkan individu gatekeeper diruang redaksi
yang menerima banyak informasi dari berbagai sumber yang kemudian dipilih mana
yang dapat dijadikan berita. Sehubungan dengan kelayakan berita, didasarkan
pada norma-norma jurnalistik.
Keputusan untuk menayangkan sebuah
peristiwa menjadi berita di Program Berita Metro TV merupakan suatu kesepakatan
para awak redaksi pemberitaan yang bertindak sebagai gatekeeper yang
berlangsung didalam organisasi redaksi. Untuk melaksanakan kesepakatan
peristiwa-peristiwa yang akan menjadi agenda setting yang diputuskan dalam
Rapat Redaksi, secara rutin para gatekeeper melakukan rapat redaksi harian
untuk menetapkan proyeksi, budgeting dan listing berita. Rapat rutin tersebut
merupakan perwujudan dari mekanisme gatekeeping yang melakukan seleksi terhadap
peristiwa-peristiwa yang disepakati untuk diliput.
Para
Produser inilah yang sehari-hari melakukan peran sebagai gatekeeper, yaitu
menyiapkan rundown program berita dengan menempatkan dan menetapkan berita
pada segmen-segmennya. Produser sebagai gatekeeper memiliki kewenangan untuk menjalankan proses gatekeeping dengan mengganti, menghilangkan, menambahkan berita dan gambar yang dipersiapkan reporter dan kamerawan. Selain itu, produser juga berwenang meminta memiliki kewenangan untuk menunda atau memindahkan penayangan berita tersebut, dan juga berhak untuk tidak menayangkan berita tersebut.
menyiapkan rundown program berita dengan menempatkan dan menetapkan berita
pada segmen-segmennya. Produser sebagai gatekeeper memiliki kewenangan untuk menjalankan proses gatekeeping dengan mengganti, menghilangkan, menambahkan berita dan gambar yang dipersiapkan reporter dan kamerawan. Selain itu, produser juga berwenang meminta memiliki kewenangan untuk menunda atau memindahkan penayangan berita tersebut, dan juga berhak untuk tidak menayangkan berita tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi Massa adalah
penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang
abstrak, heterogen, anonym yaitu sejumlah orang yang tidak tampak oleh sang
komunikator, berbeda latar belakangnya, dan banyak. Komunikator dalam komunikasi massa
mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara
cepat kepada khalayak yang luas dann tersebar. Pesan itu disebarkan melalui
media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film atau
gabungan diantara media tersebut.
Pesan adalah
publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang.
Karena itu, diartikan milik publik. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya
organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain,
komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun
biasanya berorientasi pada keuntungan bukan organisasi suka rela. Komunikasi
massa dikontrol oleh gatekeeper (pentapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang
disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga
tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini berbeda dengan komunikasi
antar pribadi, kelompok atau publik dimana yang mengontrol tidak oleh sejumlah
individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam
membatasi, memperluas pesan yang disiarkan.
Umpan balik
dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain,
umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi antar personal.
Dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang
dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda.
3.2
Saran
Secara praktis, diharapkan para gatekeeper di
media massa bertanggungjawab atas perannya sesuai dengan editorial policy yang
ditetapkan media yang bersangkutan. Pemahaman
atas peristiwa-peristiwa yang berlangsung tidak saja pada peristiwanya namun
juga memahami latar
belakang sebuah peristiwa, sehingga dapat menghasilkan
berita yang komprehensif.
Hal ini juga
sangat bergantung pada
ketangguhan, kehandalan dan kemampuan serta kearifan masing-masing jurnalis secara pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT Grasindo.
Nurudin,M.Si,
2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers
http://jikomundana.wordpress.com/2012/11/20/komunikasi-massa/
(Di akses
tanggal 09 Desember 2014, Pukul 19.44 wib)
Jurnal,
Makalah, Artikel :
Santoso
Budi. Proses Gatekeeping diruang Redaksi.
Universitas Gunadarma. Jakarta. 2013
Posting Komentar