TEORI DALAM KOMUNIKASI PERSUASIF
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
MASALAH
Komunikasi adalah suatu aspek kehidupan manusia
yang paling mendasar, penting, dan kompleks. Kehidupan sehari-hari kita sangat
dipengaruhi oleh komunikasi kita sendiri dengan orang lain, bahkan oleh pesan
yang berasal dari orang yang kita tidak tahu (we can not not communication).
Karena kekompleksan komunikasi, maka Little John
mengatakan, komunikasi adalah sesuatu yang sulit untuk didefinisikan. Sementara
itu, menurut ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia, komunikasi adalah suatu
proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain, agar
terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya.
Dalam proses komunikasi, ada lima elemen dasar
yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dengan istilah “Who Says What in Which
Channel to Whom with What Effect”. Kelima elemen dasar tersebut adalah Who(sumber
atau komunikator), Says What (pesan), in Which Channel (Saluran),
to Whom (Penerima), with What Effect (Efek atau dampak). Lima
elemen dasar dari komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Laswell di atas akan
bisa membantu para komunikator dalam menjalankan tugas mulianya.
Berhasil tidaknya suatu komunikasi tergantung
dari kelima elemen dasar tersebut. Bagaimana komunikator bisa mempengaruhi
komunikannya, sehingga bisa bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
komunikator, bahkan bisa merubah sikap dan perilaku dari komunikan tersebut.
Namun, komunikator, pesan, saluran yang bagaimana yang akan bisa merubah sikap
dan perilaku komunikan.
Dalam ilmu komunikasi, kita mengenal adanya
komunikasi persuasif, yaitu komunikasi yang bersifat mempengaruhi audience atau
komunikannya, sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.
Menurut K. Andeerson, komunikasi persuasif didefinisikan sebagai perilaku
komunikasi yang mempunyai tujuan mengubah keyakinan, sikap atau perilaku
individu atau kelompok lain melalui transmisi beberapa pesan.
2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI PERSUASIF
Persuasi
merupakan usaha untuk mengubah sikap melalui penggunaan pesan, berfokus
terutama pada karakteristik komunikator dan pendengar. Sehingga komunikasi
persuasif lebih jelasnya merupakan komunikasi yang berusaha untuk mengubah
sikap receiver melalui penggunaan pesan yang dilakukan sender.
De
Vito menjelaskan komunikasi persuasif dalam buku Komunikasi Antarmanusia
sebagai berikut: Pembicaraan persuasif mengetengahkan pembicaraan yang sifatnya
memperkuat, memberikan ilustrasi, dan menyodorkan informasi kepada khalayak.
Akan tetapi tujuan pokoknya adalah menguatkan atau mengubah sikap dan perilaku,
sehingga penggunaan fakta, pendapat, dan himbauan motivasional harus bersifat
memperkuat tujuan persuasifnya.
Dari penjelasan tersebut, De Vito mengemukakan terdapat dua macam tujuan atau tindakan yang ingin kita capai dalam melakukan pembicaraan persuasif. Tujuan tersebut dapat berupa untuk mengubah sikap atau perilaku receiver atau untuk memotivasi perilaku receiver.
Dari penjelasan tersebut, De Vito mengemukakan terdapat dua macam tujuan atau tindakan yang ingin kita capai dalam melakukan pembicaraan persuasif. Tujuan tersebut dapat berupa untuk mengubah sikap atau perilaku receiver atau untuk memotivasi perilaku receiver.
Agar
dapat mengubah sikap, perilaku, dan pendapat sasaran persuasi, seorang
persuader harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
1)
Kejelasan tujuan
Tujuan
komunikasi persuasif adalah untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku.
Apabila bertujuan untuk mengubah sikap maka berkaitan dengan aspek afektif,
mengubah pendapat maka berkaitan dengan aspek kognitif, sedangkan mengubah
perilaku maka berkaitan dengan aspek motorik.
2)
Memikirkan secara cermat orang yang dihadapi
Sasaran
persuasi memiliki keragaman yang cukup kompleks. Keragaman tersebut dapat
dilihat dari karakteristik demografis, jenis kelamin, level pekerjaan, suku
bangsa, hingga gaya hidup. Sehingga, sebelum melakukan komunikasi persuasif
sebaiknya persuader mempelajari dan menelusuri aspek-aspek keragaman sasaran
persuasi terlebih dahulu.
3)
Memilih strategi komunikasi yang tepat
Strategi
komunikasi persuasif merupakan perpaduan antara perencanaan komunikasi
persuasif dengan manajemen komunikasi. Hal yang perlu diperhatikan seperti
siapa sasaran persuasi, tempat dan waktu pelaksanaan komunikasi persuasi, apa
yang harus disampaikan, hingga mengapa harus disampaikan.
2.2 LANDASAN KONSEP KOMUNIKASI PERSUASIF
Ketika
melakukan persuasi, perhatian kita dapat terpusat pada upaya mengubah atau
memperkuat sikap atau kepercayaan sasaran persuasi, atau pada upaya mengajak
mereka untuk bertindak dengan cara tertentu. Dari penjelasan tersebut, terdapat
tiga konsep yang perlu kita uraikan yaitu:
1) Sikap
Sikap
adalah suatu kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu. Melalui komunikasi
persuasif, seorang receiver (penerima pesan) dapat berubah sikap karena paparan
informasi dari sender (pengirim pesan). Menurut Martin Fishbein, sikap adalah
suatu kecenderungan untuk memberi reaksi yang menyenangkan, tidak menyenangkan,
atau netral terhadap suatu objek atau sebuah kumpulan objek. Sasaran perubahan
sikap tersebut meliputi aspek dasar sikap manusia yaitu aspek afektif (kesukaan
atau perasaan terhadap suatu objek), kognitif (keyakinan terhadap sebuah
objek), dan motorik / perilaku (tindakan terhadap objek) dengan uraian sebagai
berikut:
A. Sasaran
aspek kognitif dalam komunikasi persuasif
Dalam
proses ini, pesan yang berkaitan dengan objek sikap disampaikan kepada
individu, agar ia bersedia menyetujui ide-ide yang termuat dalam pesan tersebut.
Proses kognitif berjalan saat proses persuasif terjadi, sampai akhirnya
individu memutuskan setuju atau tidak setuju terhadap objek sikap.
B. Sasaran
aspek afektif dalam komunikasi persuasif
Pada
bagian ini proses afektif atau emosi yang akan dijadikan pokok bahasan. Ketika
pesan persuasi disampaikan, pesan tersebut akan menyentuh dan mempengaruhi
aspek emosi individu yang dijadikan sasaran persuasi. Pavlov dalam prinsip
classical atau respondent conditioning mengemukakan bahwa seseorang akan
bersikap positif terhadap objek yang sering disajikan bersamaan dengan stimulus
positif, begitupun sebaliknya, seseorang akan bersikap negative terhadap objek
yang disajikan bersamaan dengan stimulus negatif. Prinsip tersebut berkaitan
dengan proses afektif seseorang ketika menerima pesan.
C. Sasaran
aspek motorik/perilaku dalam komunikasi persuasif
Tensi
disonansi memotivasi kita untuk berubah, baik perilaku kita atau keyakinan
kita, dalam upaya untuk menghindari perasaan tertekan. Semakin penting isu
(pesan) untuk kita dan semakin besar perbedaan di antara perilaku dan keyakinan
kita, maka semakin tinggi besarnya disonansi yang akan kita rasakan. Perubahan
sikap dapat terjadi karena adanya keinginan seseorang untuk menghilangkan
keadaan ketidakcocokan/ketidaknyamanan.
2) Kepercayaan
Kepercayaan
adalah rasa yakin akan adanya sesuatu atau akan kebenaran sesuatu. Kepercayaan
timbul akibat dari percampuran observasi pengalaman, bukti dari pihak kedua,
juga motivasi yang kompleks. Martin Fishbein mengatakan bahwa kepercayaan adalah
hipotesis bahwa suatu objek itu ada dan bahwa hubungan yang terjadi diantara
objek dengan pertimbangan objek-objek yang lainnya. Sehingga menurut definisi
tersebut, terdapat dua kepercayaan yaitu kepercayaan kepada objek dan
kepercayaan tentang objek. Kepercayaan kepada objek seperti Fulan sedang
mengalami cedera. Kepercayaan tentang objek seperti cedera yang dialami Fulan
tidak akan berlangsung lama.
3)
Perilaku
Perilaku dalam
persuasi mengacu pada tindakan yang jelas atau dapat diamati. Perilaku merupakan
tindakan dari sikap kita terhadap sesuatu. Seperti perilaku membuang sampah
pada tempatnya merupakan salah satu tindakan yang terlihat dari orang yang
memiliki sikap sadar akan kebersihan.
Manusia pada
dasarnya cenderung untuk berkelompok. Manusia tidak bisa hidup secara
individual. Ia selalu membutuhkan kehadiran orang lain. Ada beberapa
teori yang dapat dikemukakan berkaitan dengan pembentukan kelompok yaitu:
1. Teori Kedekatan (Propinquity)
Teori yang
sangat dasar tentang terbentuknya kelompok ini adalah menjelaskan adanya
afiliasi di antara orang – orang tertentu.
2. Teori Interaksi (Geome Homans)
Teori
pembentukan kelompok yang lebih komprehensif adalah suatu teori yang berasal
dari George Homans. Teorinya berdasarkan pada aktivitas-aktivitas,
interaksi-interaksi, dan sentimen-sentimen (perasaan atau emosi).
3. Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb)
Salah satu
teori yang agak menyeluruh penjelasannya tentang pembentukan kelompok
ialah teori keseimbangan yang dikembangkan oleh Theodore Newcomb. Teori
ini menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah didasarkan atas
kesamaan sikap di dalam menanggapi suatu tujuan.
4. Teori Pertukaran
Teori ini ada kesamaan fungsinya
dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori propinquity, interaksi, keseimbangan,
semuanya memainkan peranan di dalam teori pertukaran ini.
2.3 PRINSIP
– PRINSIP KOMUNIKASI PERSUASIF
Prinsip
dapat digunakan sebagai landasan untuk keberhasilan mengubah sikap,
kepercayaan, dan mengajak sasaran persuasi untuk berbuat sesuatu. De Vito
menerangkan prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1) Prinsip Pemaparan Selektif
Prinsip
ini menerangkan bahwa: (1) pendengar akan secara aktif mencari informasi yang
mendukung opini, nilai, keputusan, perilaku, dan motivasi mereka (2) pendengar
akan secara aktif menghindari informasi yang bertentangan dengan opini, nilai,
keputusan, perilaku, dan motivasi mereka. Ketika proses meyakinkan sasaran
persuasi akan dilangsungkan, maka pemaparan selektif akan terjadi.
2) Prinsip
Partisipasi Khalayak
Khalayak
yang dimaksudkan disini adalah sasaran persuasi. Komunikasi persuasif akan
lebih efektif apabila khalayak turut berpartisipasi dalam proses komunikasi.
Persuasi bersifat transaksional dimana pembicara dan pendengar saling terlibat.
Persuasi dapat dikatakan berhasil apabila khalayak berpartisipasi secara aktif.
3) Prinsip
Inokulasi
Prinsip
ini berbicara tentang menghadapi sasaran persuasi yang terinokulasi – sasaran
yang telah mengetahui posisi persuader dan telah menyiapkan senjata berupa
argumen untuk menentangnya (persuader). Sehingga seorang persuader perlu
persiapan seperti beberapa argumen dalam komunikasi yang akan dilakukan.
4) Prinsip
Besaran Perubahan
Prinsip
ini mengatakan bahwa semakin besar dan semakin penting perubahan yang
diinginkan persuader, maka semakin besar tantangan dan tugas untuk mencapai
tujuan persuasi. Sehingga, persuasi diarahkan untuk melakukan perubahan kecil
atau sedikit demi sedikit terlebih dahulu dan diperlukan untuk periode yang
cukup lama.
2.4 TEORI
– TEORI EFEK KOMUNIKASI PERSUASIF
1. The Bullet Theory atau Teori Peluru
Merupakan
konsepsi pertama yang muncul, berkenaan dengan efek komunikasi persuasif. Ia
disebut pula dengan hypodermic – needle
theory atau teori jarum hipodermik. Kadang -kadang di sebut pula transmision belt theory atau teori lajur
transmisi. Dalam teori ini dibahas mengenai pengaruh pesan yang disalurkan
melalui media massa, dan mengatakan bahwa media massa itu ampuh untuk mengubah
prilaku massa.
2. The Limited – Effects Model
Menurut
model pengaruh terbatas, komunikasi massa hanya mempunyai pengaruh yang kecil
saja terhadap khalayaknya. Hal ini dibuktikan melalui penelitian Hovland
terhadap tentara. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa efek film hanya dapat
mentransmisikan informasi, ketimbang mengubah sikap khalayak, demikian pula
penelitian Azarsfeld tentang pemilihan umum, menunjukkan bahwa kampanye melalui
TV hanya sedikit mempengaruhi khalayak sasaran.
3. Cultivation Theory
Gebner dan
kawan – kawannya mengembangkan theori ini dengan mengemukakan argumennya bahwa
televisi telah menjadi tangan central kebudayaan di AS ia mengemukakan TV telah
menjadi bagian dari anggota keluarga yang terpenting yang selalu mengisi
sebagian besar waktu yang ada.
4. The Effects of Synthetic Experience
Teori ini
berawal dari hasil peneliatian Funkhouser dan Shaw, 1990. Mereka mengatakan
bahwa gambar bergerak, televisi, dan komputer dapat membentuk persepsi khalayak
tentang realitas, yaitu dapat memanipulasi dan merencanakan kembali, tidak
hanya isi, tetapi juga proses dari pengalaman berkomunikasi. Kesimpulannya
adalah bahwa media elaktronik menampilkan jenis pengalaman tiruan. Pengalaman
tiruan tersebut apakah dalam hal warna, tentang hal – hal yang menyimpang, dan
lainnya telah menurunkan martabat manusia dalam hal cara memandang terhadap
kebudayaan (Severin dan Tankard, 1992)
5. The Spiral of Silence
Dikembangkan
oleh Elizabeth Noelle Neumann mereka berargumen bahwa media massa mempunyai
efek yang kuat dalam opini public, karena merupakan sumber bagi seseorang dalam
memperoleh informasi.
Spiral
kebisuan yang ditimbulkan media massa dapat terjdi melalui hal – hal seperti
audience yang membentuk pesan opini itu.
a. Dominan
b. Mengalami
peningkatan
c. Dapat
dikeluarkan seseorang dalam publik tanpa membuatnya terisolasi
6. Media Hegemony
Menurut
teori ini ide – ide dari golongan yang berkuasa dalam suatu masyarakat
merupakan ide – ide yang berlaku dalam masyarakat itu sendiri. Menurut teori
ini media massa merupakan alat pengontrol oleh golongan yang dominan dalam
suatu masyarakat, dan di pandang sebagai pembantu dalam menggunakan kontrol
dari golongan tersebut pada seluruh masyarakat. ( Sallach, 1974)
7. Effects of Television Violence
Kajian dan
penelitian tentang efek kekerasan di yang ditimbulkan oleh TV berangkat oleh
teory belajar sosial yang dikemukakan oleh Bandura. Teori belajar sosial
berargumen bahwa orang cendrung untuk meniru prilaku yang diamatinya, stimuli menjadi
teladan untuk prilaku (Rahmad, 1968)
8. The Powerful Effects Model
Dikemukakan
oleh Elizabet Noele Nouman 1973, teori ini memperkuat teori sebelumnya, spiral
of silence. Teori ini berpendapat bahwa media massa dapat mempengaruhi prilaku
khalayak
3.1 KESIMPULAN
Komunikasi
persuasif merupakan bentuk komunikasi yang mepengaruhi komunikannya sehingga
bertindak sesuai dengan apa yang dinginkan oleh komunikatornya mungkin juga
dapat merubah sikap dari komunikannya, namun pesan yang akan disampaikan
komunikator kepada komunikannya harus menjadi hal besar yang perlu di
perhatikan karena akan merubah sikap dan perilaku komunikannya. Hal yang dapat
mempengaruhi dalam komunikasi persuasif diantaranya, komunikator, pesan,
saluran, penerima.
Didalam menulis pesan-pesan yang bersifat persuasif harus dibuat untuk meyakinkan dari
pihak-pihak yang berhubungan dengan organisasi. Pesan-pesan persuasif yang efektif haruslah dirancang sedemikian
rupa, antara lain dengan fokus pada penerima, sehingga pesan dapat sesuai
dengan tujuan. Menulis pesan persuasif sangat
penting dalam organisasi bisnis, karena setiap hari organisasi harus
mengirimkan pesan-pesan dengan nada yang meyakinkan, baik kepada konsumen,
pemasok, mitra bisnis, maupun pihak-pihak lainnya yang berhubungan dengan
organisasi.
3.2 SARAN
Saat
komunikasi persuasif dilakukan maka komunikator tidak diperkenankan untuk:
Menggunakan data palsu,
data yang sengaja dirancang untuk menonjolkan kesan tertentu, data yang dengan
sengaja diejawantahkan secara salah, dibelokkan, atau bukti yang benar tapi
tidak ada hubungannya untuk mendukung suatu pernyataan atau mengesahkan
sesuatu. Tidak diperkenankan untuk mengaku sebuah kepastian sudah dibuat
padahal situasinya masih sementara, dan derajat kemungkinan situasi masih dapat
berubah.
DAFTAR PUSTAKA
Depari
E. Dan Andrews C.Mac. (1982).Peranan Komunikasi Massa dalam Pembangunan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Larson,
C.U. (1980). Persuasion, Reception and
Responsibility. Belmont: Wadswort Publishing Co.
Siomon,
H.W. (1976). Persuasion : Understanding,
Practice, and Analysis. New York: Random House.
Tubbs,S.L
dan S.Moss (1996). Human Communication. Prinsip-prinsip dasar. (terjemahan:
Dedy Mulyana).Bandung: Rosda.
Applebaum, RL., and Anatol, K.W.E.
(1974). Strategies for Persuasive Communication. Ohio: A Bell & Howell, Co.
Simons,
H.W. (1976). Persuasion: Understanding,
Practice, and Analysis. New York: Random House.
Onong Uchjana Effendy, Prof, M.A (2003) Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
Bandung:
Deni Darmawan (2006) Teori
Komunikasi, Bandung: Arum Mandiri Press.
karakteristik komunikasi persuasif itu seperti apa yah? makasih kak.
BalasHapusmana model komunikasi persuasifnya kak? ikh kaka
BalasHapus