-->

Minggu, 19 April 2015

Efektivitas Keberadaan Laboratorium Jurusan Ilmu Komunikasi


Erik Pandapotan Simanullang
(1301113860)
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Riau





LATAR BELAKANG

Program Studi Ilmu Komunikasi merupakan salah satu dari tujuh program studi yang ada di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau. Jurusan Ilmu Komunikasi tergolong masih muda, berbanding dengan jurusan Ilmu Administrasi Negara dan Administrasi Niaga, Ilmu Pemerintahan, Hubungan Internasional dan Sosiologi. Prodi Ilmu Komunikasi ini didirikan berdasarkan Surat Keputusan Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 354/D/T/2003 pada tanggal 13 November 2003.

Program Studi Ilmu Komunikasi UR memiliki 3 konsentrasi studi yaitu Manajemen Komunikasi, Hubungan Masyarakat, dan Jurnalistik. Prodi ini juga memiliki kelompok peminat kajian. Misalnya ada RACE (Research Action Communicating Evaluation) (peminat kajian Humas), Tabloid Tekad (peminat kajian jurnalistik), Lab Montage (peminat kajian Manajemen Komunikasi), disamping itu juga ada Himpunan Mahasiswa Komunikasi (HIMAKOM).
Program Studi Ilmu Komunikasi sebagai bagian integral Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau dalam mengembangkan fungsi pendidikan memiliki visi, yaitu unggul dalam proses belajar mengajar, penemuan dan pengembangan ilmu komunikasi yang berbasis budaya melayu dan menjadi lembaga pendidikan tinggi yang kompetitif di Indonesia Bagian Barat tahun 2020.
Program Studi Ilmu Komunikasi didirikan dengan tujuan menghasilkan kualitas pembelajaran yang efektif dan efisien, tercapainya jumlah tenaga dosen yang profesional di bidangnya, menghasilkan lulusan yang berkompeten dan kompetitif di bidang ilmu komunikasi, tercapainya hasil dan publikasi penelitian pada taraf nasional dan internasional, dan tercapainya hasil dan publikasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada taraf nasional.
Laboratorium Jurusan Ilmu Komunikasi memiliki tugas dan fungsi utama sebagai satu unit yang mendukung kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh Jurusan Ilmu Komunikasi. Hal itu dilakukan dengan cara menyediakan sarana dan prasarana penunjang mata kuliah berpraktikum, terutama mata kuliah yang berhubungan dengan Komunikasi Massa.
Di samping itu, laboratorium Jurusan Ilmu Komunikasi juga mendukung beragam kegiatan, seperti seminar dan pelatihan, serta program diskusi keilmuan sebagai upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar. Berdasarkan dua tujuan dan fungsi utama tersebut, laboratorium Jurusan Ilmu Komunikasi selalu berusaha meningkatkan kualitas pelayanan terhadap semua pengguna laboratorium Jurusan Ilmu Komunikasi.
Laboratorium ini semestinya dipandang sebagai media pembelajaran yang memfasilitasi pengajar untuk dapat bekerja secara lebih efektif. Efektifitas ini tidak hanya dapat diukur secara kuantitatif melalui hasil pembelajaran dalam menguasai keterampilan komunikasi yang diharapkan, akan tetapi juga secara kualitatif melalui kajian tentang proses pembelajaran yang diindikasikan dengan meningkatnya motivasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan perkuliahan. Dengan sarana audio, video dan multimedia, secara logis laboratorium komunikasi harus mampu memberikan nilai tambah bagi efektifitas proses pembelajaran. Kegagalan meningkatkan efektifitas pembelajaran melalui laboratorium biasanya diakibatkan oleh faktor human error atau management error yang belum memungkinkan laboratorium komunikasi beroperasi secara maksimal. Di masa yang akan datang, laboratorium komunikasi akan menjadi sarana bukan saja untuk menunjang pembelajaran ilmu komunikasi, tetapi juga untuk keperluan pendalaman berbagai bidang kajian melalui tayangan audio, video, maupun multimedia.
Laboratorium komunikasi ini merupakan wadah kegiatan pelatihan mahasiswa atau dosen, dengan tujuan meningkatkan keterampilan dan pengembangan ilmu komunikasi, sehingga mahasiswa di harapkan memiliki skill laboratory. Skill lab merupakan metode pembelajaran dimana mahasiswa melaksanakan kegiatan latihan atau praktek agar memiliki ketegasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari teori yang telah dipelajari dan dapat meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya. Selama praktek, peserta didik diharapkan mampu melihat, mengamati, memahami, membandingkan dan memecahkan suatu masalah saat kegiatan praktek dilaksanakan.
Laboratorium Komunikasi merupakan wadah media pembelajaran mahasiswa Ilmu Komunikasi. Pemakaian media pembelajaran dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Penggunaan Laboratorium komununikasi ini pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keaktifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan pembelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat, media pembelajaran juga dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Seseorang akan mencapai hasil belajar 10 % dari apa yang dibaca, 20 % dari apa yang di dengar, 30 % dari apa yang dilihat, 50 % dari apa yang dilihat dilihat dan di dengar, 70 % dari apa yang dikatakan, dan 90 % dari apa yang dikatakan dan dilakukan.
Laboratorium adalah alat bantu belajar, yang merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu mahasiswa ilmu komunikasi melakukan perbuatan belajar, sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efisien dan efektif. Dengan bantuan berbagai alat, maka perkuliahan akan lebih menarik, menjadi konkrit, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga, dan hasil belajar lebih bermakna. Alat bantu belajar disebut juga media belajar, misalnya dalam bentuk bahan tercetak, alat-alat yang dapat dilihat, alat yang dapat didengar (media audio), dan alat-alat yang dapat didengar dan dilihat (audio visual aids), serta sumber–sumber masyarakat yang dapat dialami secara langsung (Hamalik, 1999 : 51).
Efektifitas dapat diartikan sejauh mana hal-hal yang direncanakan dapat terlaksana. Dalam arti bahwa apabila hasilnya menunjukan presentase yang besar atau tidak jauh dari perencanan maka dapat dikatakan bahwa hal tersebut cukup efektif dan sebaliknya apabila hasilnya jauh dari perencanaan yang ada, maka dapat dikatakan hal tersebut tidak efektif (Henyat, 1993: 50). Dengan digunakannya laboratorium komunikasi, maka diharapkan mahasiswa akan mudah dalam menyerap mata kuliah yang dipelajari, sehingga akan mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.



KAJIAN TEORI

Teori Efektivitas

Efektifitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki, kalau seseorang melakukan suatu perbuatan denngan maksud tertentu yang memang dikehendaki. Maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendaki.
Efektivitas merupakan salah satu pencapaian yang ingin diraih oleh sebuah organisasi. Efektivitas tidak dapat disamakan dengan efisiensi, karena keduanya memiliki arti yang berbeda. Efisiensi mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil, sedangan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian tujuan.
Menurut Sondang P. Siagian (2001:24), Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankan. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.
Efektivitas memiliki tiga tingkatan sebagaimana yang didasarkan oleh David J. Lawless dalam Gibson, Ivancevich dan Donnely (1997:25-26) antara lain:
1. Efektivitas Individu
Efektivitas Individu didasarkan pada pandangan dari segi individu yang menekankan pada hasil karya karyawan atau anggota dari organisasi.
2. Efektivitas Kelompok
Adanya pandangan bahwa kenyataannya individu saling bekerja sama dalam kelompok. Jadi efektivitas kelompok merupakan jumlah kontribusi dari semua anggota kelompoknya.
3. Efektivitas Organisasi
Efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas individu dan kelompok. Melalui pengaruh sinergitas, organisasi mampu mendapatkan hasil karya yang lebih tinggi tingkatannya daripada jumlah hasil karya tiap-tiap bagiannya.

Menurut Gibson, Donnely dan Ivancevich konsep efektivitas terdiri dari dua pendekatan, yaitu pendekatan tujuan dan pendekatan sistem (1997:27-29). Pendekatan tujuan untuk menentukan dan mengevaluasi efektivitas didasarkan pada gagasan bahwa organisasi diciptakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan dalam teori sistem, organisasi dipandang sebagai suatu unsur dari sejumlah unsur yang saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain.
Gibson, Donnely dan Ivancevich memberikan batasan dalam kriteria efektivitas organisasi melalui pendekatan teori sistem (1997:31-32) antara lain:
1. Produksi
Produksi merupakan kemampuan organisasi untuk memproduksi jumlah dan mutu output yang sesuai dengan permintaan lingkungan.
2. Efisiensi
Konsep efisiensi didefinisikan sebagai angka perbandingan (rasio) antara output dan input. Ukuran efisiensi harus dinyatakan dalam perbandingan antara keuntungan dan biaya atau dengan waktu atau dengan output.
3. Kepuasan
Kepuasan menunjukkan sampai sejauh mana organisasi memenuhi kebutuhan para karyawan dan pengguna.
4. Adaptasi
5. Perkembangan
6. Hidup Terus

Efektivitas pemanfaatan laboratorium merupakan usaha untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan yang mencakup ketepatan, keberhasilan penggunaan laboratorium sebagai sarana untuk menunjang kegiatan pembelajaran di kampus. Laboratorium komunikasi dimanfaatkan efektif jika laboratorium sering dimanfaatkan untuk pembelajaran dan mahasiswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran denghan memanfaatkan laboratorium.
Untuk mengetahui Efektivitas Laboratorium Komunikasi terhadap penambahan skill bagi mahasiswanya, dapat dilakukan pengujian dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden seperti sarana dan prasarana yang ada didalam laboratorium tersebut. Apakah telah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh mahasiswanya. Lalu apakah ada ketepatan pemanfaatan dari program tersebut.


Teori Perencanaan

Planning adalah proses menetapkan tujuan, mengembangkan strategi, dan menguraikan tugas dan jadwal untuk mencapai tujuan. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa sebuah planning atau perencanaan adalah merupakan proses menuju tercapainya tujuan tertentu. Atau dalam istilah lain merupakan persiapan yang terarah dan sistematis agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Pada haketnya Perencanaan merupakan suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi sperti (peristiwa, keadaan, suasana), dan sebagainya. Perencanaan bukanlah masalah kira-kira, manipulasi atau teoritis tanpa fakta atau data yang kongkrit.
Perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi (taat asas) internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain, baik dalam bidang-bidang itu sendiri maupun dalam bidang-bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan mendahului dan didahului oleh kegiatan lain.
Secara konsepsional, bahwa perencanaan pendidikan itu sangat ditentukan oleh cara, sifat, dan proses pengambilan keputusan, sehingga nampaknya dalam hal ini terdapat banyak komponen yang ikut memproses di dalamnya. Dalam penentuan kebijakan sampai kepada palaksanaan perencanaan pendidikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : siapa yang memegang kekuasaan, siapa yang menentukan keputusan, dan faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan. Juga masalah bobot untuk jaminan dapat terlaksananya perencanaan pendidikan. Hal ini dapat diketahui melalui output atau hasil pelaksanaan perencanaan pendidikan itu sendiri, yaitu hasil belajar mahasiswa.
Pada dasarnya tujuan perencanaan adalah sebagai pedoman untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Sebagai suatu alat ukur di dalam membandingkan antara hasil yang dicapai dengan harapan. Perencanaan merupakan siklus tertentu dan dan melalui siklus tersebut suatu perencanaan bisa dievaluasi sejak awal persiapan sampai pelaksanaan dan penyelesaian perencanaan.



• Teori Radikal
Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi lokal untuk melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat dengan cepat mengubah keadaan lembaga supaya tepat dengan kebutuhan.
Perencanaan ini bersifat desentralisasi dengan partisipasi maksimum dari individu dan minimum dari pemerintah pusat / manajer tertinggilah yang dapat dipandang perencanaan yang benar. Partisipasi disini juga mengacu kepada pentingnya kerja sama antar personalia. Dengan kata lain teori radikal menginginkan agar lembaga pendidikan dapat mandiri menangani lembaganya. Begitu pula pendidikan daerah dapat mandiri menangani pendidikannya.

• Prinsip Perencanaan Pendidikan
a. Prinsip Interdisipliner, yaitu menyangkut berbagai bidang keilmuan atau beragam kehidupan.
b. Prinsip Fleksibel, yaitu bersifat lentur, dinamik dan responsif terhadap perkembangan atau perubahan kehidupan di masyarakat.
c. Prinsip Efektifitas-Efisiensi, artinya dalam penyusunan perencanaan pendidikan didasarkan pada perhitungan sumber daya yang ada secara cermat dan matang, sehingga perencanaan itu ‘berhasil guna’ dan ‘bernilai guna’ dalam pencapaian tujuan pendidikan.
d. Prinsip Progress of Change, yaitu terus mendorong dan memberi peluang kepada semua mahasiswa ilmu komunikasi untuk berkarya dan bergerak maju ke depan dengan beragam pembaharuan layanan pendidikan yang lebih berkualitas, sesuai dengan peranan masing-masing.
e. Prinsip Objektif, Rasional dan Sistematis, artinya perencanaan pendidikan harus disusun berdasarkan data yang ada, berdasarkan analisa kebutuhan dan kemanfaatan layanan pendidikan secara rasional (memungkinkan untuk diwujudkan secara nyata), dan mempunyai sistematika dan tahapan pencapaian program secara jelas dan berkesinambungan.
f. Prinsip Korperatif-Komprehensif, artinya perencanaan yang disusun mampu memotivasi dan membangun mentalitas semua mahasiswa dalam bekerja sebagai suatu tim (team work) yang baik.
g. Prinsip Human Resources Development, artinya perencanaan pendidikan harus disusun sebaik mungkin dan mampu menjadi acuan dalam pengembangan sumber daya manusia secara maksimal dalam menyukseskan program pembangunan pendidikan.


Teori Motivasi Kebutuhan

Teori kebutuhan McClelland (McClelland’s Theory of Needs) dikembangkan oleh David McClelland dan rekan-rekannya. Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan pencapaian (need for achievement), kebutuhan kekuasaan (need for power), dan kebutuhan hubungan (need for affiliation).
Teori kebutuhan McClelland menyatakan bahwa pencapaian, kekuasaan/kekuatan dan hubungan merupakan tiga kebutuhan penting yang dapat membantu menjelaskan motivasi. Kebutuhan pencapaian merupakan dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, dan berjuang untuk berhasil. Kebutuhan kekuatan dapat membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya, dan kebutuhan hubungan merupakan keinginan antarpersonal yang ramah dan akrab dalam lingkungan organisasi.
McClelland menjelaskan bahwa setiap individu memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil. Dorongan ini mengarahkan individu untuk berjuang lebih keras untuk memperoleh pencapaian pribadi ketimbang memperoleh penghargaan. Hal ini kemudian menyebabkan ia melakukan sesuatu yang lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Dorong pertama ini dapat disebut sebagai nAch yaitu kebutuhan akan pencapaian.
Kebutuhan kekuatan merupakan keinginan untuk memiliki pengaruh, menjadi yang berpengaruh, dan mengendalikan individu lain. Kebutuhan ketiga yaitu kebutuhan untuk memperoleh hubungan sosial yang baik dalam lingkungan kerja. Kebutuhan ini ditandai dengan memiliki motif yang tinggi untuk persahabatan, lebih menyukai situasi kooperatif (dibandingkan kompetitif), dan menginginkan hubungan-hubungan yang melibatkan tingkat pengertian mutual yang tinggi. McClelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki dan menunjukkan kombinasi tiga karakteristik tersebut, dan perbedaan ini juga mempengaruhi bagaimana gaya seseorang berperilaku.
Teori motivasi kebutuhan McClelland merupakan salah satu teori motivasi yang secara luas. teori ini merupakan salah satu teori kebutuhan selain teori hierarki kebutuhan Maslow, ERG, dan teori dua faktor Herzberg. Menurut Robbins dan Judge (2007:260), dari empat teori motivasi kebutuhan, teori McClelland adalah teori yang paling banyak mendapatakan dukungan terutama kaitannya dengan pencapaian dan produktivitas.

Posting Komentar