-->

Minggu, 28 September 2014

Sistem Manajemen Komunikasi


MAKALAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN KOMUNIKASI

SISTEM MANAJEMEN KOMUNIKASI

Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah
Dasar-Dasar Manajemen Komunikasi Semester 3

Dosen Pembimbing
Nova Yohana S.Sos, M.I.Kom

Disusun Oleh
Erik Pandapotan Simanullang
13 0111 3860

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2014





BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Suatu organisasi di dalamnya pasti terdapat sumber daya manusia (SDM) yang notabenenya manusia tersebut adalah mahkluk individu sekaligus juga makhluk sosial. Kemudian suatu organisasi membutuhkan yang namanya sistem atau manajemen sebagai acuan kerjanya untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Sehingga sebagai makhluk sosial sudah pasti memerlukan yang namanya komunikasi dengan makhluk sosial lainnya, sebab komunikasi akan terjalin jika terdiri sekurang-kurangnya dua individu. Dalam kaitannya dengan sistem dalam suatu organisasi, komunikasi sangat dibutuhkan bahkan bisa dikatakan sangat vital kehadirannya karena sistem akan berjalan dengan baik dan lancar sehingga dapat diterapkan kepada semua anggota suatu organisasi mulai dari yang paling bawah sampai yang paling atas. Suatu organisasi yang terbentuk tanpa adanya komunikasi yang baik dan lancar merupakan organisasi yang tidak akan berjalan secara teratur sesuai sistem yang ada, organisasi tersebut juga tidak akan berkembang bahkan bisa saja organisasi tersebut akan mati.
Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi syarat seorang pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi, sehingga Rogers (1969:180) mengatakan “Leadership is Communication”. Kemampuan berkomunikasi akan menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya.
Inilah hakekatnya dari suatu manajemen dalam organisasi. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasisan, pengarahan dan pengawasan dengan memberdayakan anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Handoko, 2003: 8).
Pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan mengharuskan manejer untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan kelompo dapat tercapai. Jadi seorang manejer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain. Sebahagian besar waktu seorang manejer dihabiskan untuk kegiatan komunikasi, baik tatap muka atau melalui media seperti Telephone, Handphone dengan bawahan, staf, langganan dan sebagainya.

1.2 RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen?
2. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi?
3. Apa itu Manajemen Komunikasi ?
4. Apa saja yang menjadi kajian Manajemen Komunikasi ?
5. Apa tujuan pendidikan Manajemen Komunikasi?
6. Bagaimana model Komunikasi dalam Manajemen?
7. Apa yang menjadi fungsi Komunikasi dalam Manajemen?

1.3 TUJUAN MAKALAH
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :
Memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Manajemen Komunikasi dan Mengetahui serta memahami tentang Sistem Manajemen Komunikasi.

1.4 MANFAAT MAKALAH
Manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Menambah referensi pustaka yang berhubungan dengan Dasar Manajemen Komunikasi
2. Pengalaman yang berharga bagi penulis dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan tentang Manajemen Komunikasi.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasisan, pengarahan dan pengawasan dengan memberdayakan anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Handoko, 2003:8).
Menajemen sering juga didefinisikan sebagai seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Para manejer mencapai tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain untuk melaksanakan tugas apa saja yang mungkin diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut (Stoner, 1996:7)
Manajemen adalah sekumpulan orang yang melakukan kegiatan planning, organizing, leading dan controlling. Manajemen mempunyai tanggung jawab tertinggi atas berbagai pengambilan keputusan yang berkaitan dengan bidang yang dibawahi. Karyawan dan manajemen merupakan satu kesatuan yang saling membutuhkan. Manajemen yang baik adalah manajemen yang dapat berkomunikasi dengan karyawan secara tepat.
Manajemen merupakan suatu proses merancang dan memelihara suatu lingkungan dimana orang-orang yang bekerja sama di dalam suatu kelompok dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan seefisien mungkin (H. Weihrich & H. Koontz).

 Fungsi Manajemen
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Yaitu suatu keputusan yang diambil untuk waktu yang akan datang meliputi apa yang dilakukan, kapan dan siapa yang melakukan “suatu keputusan yang diambil” mengandung maksud akan adanya upaya pemilihan alternatif dari berbagai alternatif yang ada.

Pentingnya perencanaan :
- Untuk menghilangkan atau mengurangi ketidak pastian di masa datang
- Memusatkan perhatian setiap unit yang terlibat
- Membuat kegiatan lebih ekonomis
- Memungkinkan dilakukan pengawasan


2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Yaitu suatu fungsi yang dijalankan berupa cara pengaturan dari sekian banyak pekerjaan yang perlu dilakukan disesuaikan dengan sumber daya yang ada guna tercipta efisiensi di dalam bekerja dalam upaya pencapaian tujuan, yaitu :
1. Identifikasi aktifitas yang akan diadakan
2. Pengelompokan aktifitas sesuai dengan sumber daya dan kondisi yang ada
3. Pendelegasian wewenang
4. Koordianasi wewenang

3. Fungsi Penugasan (Staffing)
Yaitu fungsi yang dijalankan berupa pengisisan posisi dalam struktur organisasi atau bidang-bidang yang telah ada melalui identifikasi kebutuhan kerja.

4. Fungsi Kepemimpinan (Leading)
Yaitu fungsi pengelolaan dan pengkoordinasian anggota organisasi untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi. Di sini keterikatan anngota dengan pemimpinnya sangat terkait untuk melakukan kegiatan yang telah direncanakan bersama.

5. Fungsi Pengawasan (Controlling)
Yaitu merupakan pengukuran dan koreksi-koreksi penyimpangan dari pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dengan membandingkan pada standar yang telah disusun, seperti standar biaya, program, sasaran dll.

Langkah-langkah pengawasan :
1. Menentukan standar dan metode pengukuran kegiatan
2. Mengukur kegiatan secara berulang
3. Membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan standar tersebut
4. Melakukan tindakan koreksi

Ciri pengawasan yang efektif :
1. Dihubungkan dengan rencana dan kedudukan seseorang
2. Dihubungkan dengan individu pimpinan dan pribadinya
3. Harus menunjukkan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi
4. Objektif
5. Fleksibel
6. Hemat dan membawa ke arah tindakan perbaikan.


2.2 PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan hal yag terpenting dalam manajemen karena proses manajemen baru terlaksana, jika komunikasi dilakukan. Secara morfologis, terminologi komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis atau coninaunicatio yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian (dalam sesuatu), dan pertukaran tempat pembicaraan mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari pendengarnya, kata sifatnya communican artinya berdialog, berunding, atau musyawarah (Anwar Arifin 1998:19).
Dalam bahasa Inggris, common memiliki arti sama berkomunikasi berarti berusaha untuk mencapai kesamaan makna atau kesamaan arti (Commonnes). Proses komunikasi dapat dilihat dari unsur-unsur formula Lasswell yaitu Who (siapa pengirimnya/komunikator), Say What (apa yang dikatakan/pesan), in Which Channel (saluran komunikasi apa yang digunakan/media), What Effect (apa akibat yang akan ditimbulkan/efek) (Effendi,1993:256).

• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak; perhubungan.

• Menurut Wikipedia:
Suatu proses di mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain

• Menurut Onong Cahyana Effendi:
Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung.

• Menurut Raymond Ross:
Proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons atau makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.

• Menurut Everett M. Rogers:
Proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

• Menurut Carl I. Hovland:
Proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.

• Menurut Theodore M. Newcomb:
Transmisi informasi yang terdiri dari rangsangan diskriminatif dari sumber kepada penerima.

• Menurut Bernard Barelson & Garry A. Steiner:
Proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb.

Dalam proses komunikasi, kewajiban komunikator adalah mengusahakan agar pesan-pesannya dapat diterima oleh komunikan sesuai dengan kehendak pengirim. Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari komunikator kepada komunikan. Komunikasi merupakan sesuatu yang sangat pokok, yang dalam prosesnya terdapat tujuan:
1. Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3. Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.
4. Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan kontribusi.

Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal komunikasi yang efektif sangat penting bagi para manajer, paling tidak ada dua alasan, pertama, komunikasi adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dicapai; kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana para manejer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka.
Proses Komunikasi memungkinkan manejer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan mengharuskan manejer untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan kelompok dapat tercapai. Jadi seorang manejer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain.


2.3 PENGERTIAN MANAJEMEN KOMUNIKASI
Menurut Kaye (1994), kelahiran subdisiplin manajemen komunikasi tidak terlepas dari adanya tuntutan untuk lebih membumikan ilmu komunikasi di tataran dunia nyata. Manajemen komunikasi lahir karena adanya tuntutan umtuk menjembatani antara teoritisi komunikasi dengan praktisi komunikasi. Para teoritisi menghadapai keterbatasan dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimilkinya. Sementara para praktisi komunikasi mengalami keterbatasan pada rujukan teoritis atau ilmu komunikasi.
Manajemen komunikasi adalah proses penggunaan berbagai sumber daya komunikasi secara terpadu melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan unsur-unsur komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Parag Diwan (1999)).
Manajemen komunikasi adalah proses pengelolaan sumber daya komunikasi yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pertukaran pesan yang terjadi dalam berbagai konteks komunikasi. (Antar Venus).

2.4 KAJIAN MANAJEMEN KOMUNIKASI
Mempelajari perspektif, paradigma, teori, model, metodologi penelitian, dan konsep-konsep komunikasi serta aspek-aspek manajerial untuk kepentingan pengelolaan sumber daya komunikasi dalam berbagai bentuk dan konteks dalam mewujudkan efektivitas komunikasi. Konsep manajemen dalam perspektif ilmu komunikasi pada hakikatnya dipahami sebagai proses memengaruhi orang lain. Selain itu, konsep dari manajemen komunikasi juga memberi saran kepada kita bahwa kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik bukan hanya sebagai hal yang sudah melekat dalam diri kita saja, melainkan sebagai suatu hal yang dapat kita pelajari dan kita kembangkan.
Sebagai contohnya, kita dapat meningkatkan kemampuan kita dalam berkomunikasi agar dapat menjadi seorang komunikator yang memiliki kredibilitas. Disinilah letak kegunaan mempelajari manajemen komunikasi, yaitu agar kita dapat lebih mengerti bagaimana seharusnya berkomunikasi dengan orang lain, sehingga komunikasi yang terjadi merupakan komunikasi yang efektif. Manajemen komunikasi merupakan perpaduan konsep komunikasi dan manajemen yang diaplikasikan dalam berbagai setting komunikasi.
Menurut Soesanto (1976), komunikasi bertujuan untuk menciptakan keharmonisan diantara pelaku-pelaku komunikasi. Pola tindakan komunikasi untuk mencapai itu semua bukan hanya reaktif semata-mata, tetapi juga harus penuh dengan strategi. Manajemen komunikasi yang menggabungkan antara pendekatan manajemen dengan pengelolaan komunikasi memungkinkan kita untuk mewujudkan keharmonisan dalam komunikasi yang kita lakukan. Karakteristik ilmu komunikasi antara lain bersifat irreversible, kompleks, berdimensi sebab akibat, dan mengandung potensi problem. Dilihat dari karakteristik tersebut suatu proses komunikasi sangatlah rumit. Maka suatu tindakan komunikasi haruslah dikelola secara tepat. Disinilah subdisiplin manajemen komunikasi dapat memberikan kontribusinya.
Komunikasi adalah vital untuk suatu kedudukan yang efektif. Karir dalam bisnis, pemerintah, atau pendidikan memerlukan kemampuan dalam memahami situasi komunikasi, mengembangkan strategi komunikasi efektif, memerlukan kerjasama antara satu dengan yang lain, dan dapat menerima atas kehadiran ide-ide yang efektif melalui saluran saluran komunikasi.


2.5 TUJUAN PENDIDIKAN MANAJEMEN KOMUNIKASI
Setiap subdisiplin dari bidang ilmu mana pun memiliki tujuannya masing-masing bagi para sarjananya. Untuk subdisiplin manajemen komunikasi para sarjananya dibentuk untuk memiliki keahlian dalam merancang, melaksanakan, mengevaluasi berbagai bentuk kegiatan dan sumber daya komunikasi di dalam dan diantara sistem sosial. Maka sarjana ilmu komunikasi dengan spesialisasi manajemen komunikasi diharapkan memiliki:
• Sikap kritis dan antisipatif terhadap fenomena komunikasi yang terjadi maupun trend perkembangan ilmu dan teknologi komunikasi.
• Pengetahuan yang mendalam mengenai filosofi,metodologi, dan teori-teori di bidang manajemen komunikasi.
• Keterampilan teknis dan strategis dalam mengelola sumberdaya dan perilaku komunikasi.
• Kemampuan nyata dalam mengelola berbagai sumberdaya komunikasi guna diimplementasikan kedalam program dan aktivitas komunikasi, baik dalam konteks interpersonal, kelompok, organisasi, maupun masyarakat.
• Sikap kritis dan analitis terhadap berbagai fenomena sosial-komunikasi maupun trend perkembangan ilmu dan teknologi komunikasi.
• Pengetahuan dan keterampilan dalam merancang,memproduksi, dan mengevaluasi berbagai produk komunikasi.
• Kemampuan mendayagunakan dalam penggunaan teknik-teknik pertukaran informasi.


2.6 KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi syarat seorang pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi, sehingga Rogers (1969:180) mengatakan “Leadership is Communication. Kemampuan berkomunikasi akan menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya.
Setiap pemimpin (leader) memiliki pengikut (follower) guna menetralisir gagasannya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi bagi seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk mempengaruhi prilaku orang lain. Inilah hakekatnya dari suatu manajemen dalam organisasi. Menajemen sering juga didefinisikan sebagai seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Para manejer mencapai tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain untuk melaksanakan tugas apa saja yang mungkin diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut (Stoner, 1996:7).
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Paling kurang ada tiga alasan utama mengapa manajemen itu dibutuhkan.
1. Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan suatu organisasi dan pribadi.
2. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan dari pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja, assosiasi perdagangan, masyarakat dan pemerintah.
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.


2.7 MODEL KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
Model komunikasi yang paling sederhana adalah adanya pengirim, berita (pesan) dan penerima seperti gambar berikut ini : Model ini menunjukkan 3 unsur esensi komunikasi. Bila salah satu unsur hilang, komunikasi tidak dapat berlangsung. Sebagai contoh seorang dapat mengirimkan pesan, tetapi bila tidak ada yang menerima atau yang mendengar, komunikasi tidak akan terjadi. Model komunikasi yang terperinci, dengan unsur-unsur penting dalam suatu organisasi yaitu :
1. Sumber mempunyai gagasan, pemikiran atau kesan yang
2. diterjemahkan atau disandikan ke dalam kata-kata dan symbol-simbol, kemudian
3. disampaikan atau dikirimkan sebagai pesan kepada penerima
4. penerima menangkap symbol-simbol dan
5. diterjemahkan kembali atau diartikan kembali menjadi suatu gagasan dan
6. mengirimkan berbagai bentuk umpan balik kepada pengirim.

Sumber (source) atau pengirim mengendalikan berbagai pesan yang dikirim, susunan yang digunakan, dan saluran mana yang akan digunakan untuk mengirim pesan tersebut. Mengubah pesan ke dalam berbagai bentuk simbol-simbol verbal atau nonverbal yang mampu memindahkan pengertian, seperti kata-kata percakapan atau tulisan, angka, dsb.
Sumber mengirimkan pesan melalui berbagai saluran komunikasi lisan. Manfaat komunikasi lisan antar pribadi adalah kesempatan untuk berinteraksi antara sumber dan penerima, memungkinkan komunikasi nonverbal (gerakan tubuh, intonasi suara, dll) disampaikannya pesan secara tepat, dan memungkinkan umpan balik diperoleh. Sedangkan komunikasi tertulis dapat disampaikan melalui media seperti memo, surat, laporan, catatan, bulletin, surat kabar dsb. Komunikasi tulisan mempunyai kelebihan dalam penyediaan laporan atau dokumen untuk kepenting masa mendatang.
Penerimaan pesan oleh pihak penerima, pada umumnya penerima menerima pesan melalu panca indera mereka. Banyak pesan penting yang tidak diterima oleh seseorang karena mereka tidak menerima pesan karena kesalahan dalam mememilih media yang tepat.
Langkah selanjutnya adalah decoding. Hal ini menyangkut memahami simbol-simbol yang dipergunakan oleh pengirim (sumber). Ini amat dipengaruhi oleh latar belakang, kebudayaan, pendidikan, lingkungan, praduga dan gangguan disekitarnya. Dalam komunikasi dua arah antara pimpinan dan stafnya (atasan dan bawahan) kemampuan pimpinan dalam berkomunikasi menjadi faktor penentu berhasil tidaknya orang lain memahami ide, gagasan yang ia sampaikan.

Langkah terakhir adalah umpan balik. Setelah pesan diterima dan diterjemahkan, penerima memberikan respon, jadi komunikasi adalah proses yang berkesinambungan dan tak pernah berakhir. Inilah yang disebut bahwak komunikasi yang efektif itu akan menimbulkan interaksi yang baik pula dalam melaksanakan tujuan manajemen.


2.8 FUNGSI KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
Dalam suatu manajemen (dalam organisasi) baik yang berorientasi komersial maupun sosial, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu: fungsi informatif, regulatif, persuasif dan integratif. Kita akan membahas fungsi-fungsi di atas secara terperinci.

1. Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information processing systems). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan
kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi kontlik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.

2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau orangorang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Di samping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberi instruksi atau perintah, sehingga dalarn struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya perintahperintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. Namun demikian sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada:
1. Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah,
2. Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi,
3. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi,
4. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
Kedua, berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.


3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan wring memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan balk. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan organisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olah raga ataupun kegiatan darmawisata.


2.9 POLA SALURAN KOMUNIKASI
Meskipun semua organisasi harus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuannya, pendekatan yang dipakai antara satu organisasi dengan organisasi yang lain bervariasi atau berbeda-beda. Untuk organisasi berskala kecil mungkin pengaturannya tidak terlalu sulit sedangkan untuk perusahaan besar yang memiliki ribuan karyawan maka penyampaian informasi kepada mereka merupakan pekerjaan yang cukup rumit.
Untuk itu, menentukan suatu pola komunikasi yang tepat dalam suatu organisasi merupakan suatu keharusan. Secara umum pola komunikasi dikelompokkan menjadi saluran komunikasi formal dan nonformal.

1. Saluran Komunikasi Formal
Dalam struktur garis, fungsional maupun matriks, nampak berbagai macam posisi atau kedudukan yang masing-masing sesuai batas dan tanggung jawab dan wewnangnya. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari pimpinan kepada bawahan ataupun dari para manajer kepada karyawannya, pola transformasinya dapat berbentuk downward communication, upward communication, horizontal communication dan diagonal communication. Komunikasi dari atas ke bawah merupakan aliran komunikasi dari atasan ke bawahan, dimana umumnya terkait dengan tanggung jawab dan wewenang seseorang dalam suatu organisasi.
Menurut Katz dan Kahn, ada lima tujuan pokok yaitu :
1. Memberi pengarahan atau instruksi kerja
2. Memberi informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan
3. Memberi informasi tentang prosedur dan praktik organisasional
4. Memberi umpan balik pelaksanaan kerja kepada karyawan
5. Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi yang dapat membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.

Salah satu kelemahan saluran komunikasi ini adalah kemungkinan terjadinyua penyaringaninformasi atau sensor informasi penting sebelum disampaikan kepada para bawahan.
Untuk komunikasi dari bawah ke atas menunjukkan partisipasi bawahan dalam proses pengambilan keputusan akans angat mebantu pencapaian tujuan organisasi. Sementara untuk mencapai keberhasilan komunikasi ke atas ini para manajer harus memiliki rasa percaya kepada para bawahannya.
Untuk komunikasi horizontal adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar atau sederajat dalam suatu organisasi. Adapun tujuan saluran komunikasi ini adalah untuk melakukan persuasi, mempengaruhi dan memberi informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar. Kebanyakan manajer suka melakukan tukar menukar informasi dengan paratemanya yang berbeda departemen terutama apabila muncul masalah-masalah khusus dalam organisasi perusahaan.
Sementara untuk komunikasi diagonal melibatkan komunikasi antara dua level (tingkat) organisasi yang berbeda. Jenis ini mempunyai keuntungan yaitu :
1. Penyebaran informasi bisa lebih cepat ketimbang bentuk komunikasi tradisional/konservatif
2. Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Tapi jenis saluran ini mempunyai kelemahan yaitu dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal dalam suatu organisasi. Di samping itu komunikasi diagonal dalam organisasi yang berskala besar sulit dikendalikan secara efektif.
Pola saluran komunikasi formal ini sangat penting bagi organisasi namun bila proses pelaksanaannya tidak efektif bisa memberikan kerugian seperti dari sisi individual sering menbuat frustasi atau menjengkelkan pihak tertentu khususnya tentang keterbatasan untuk masuk ke dalam proses pengambilan keputusan. Dimana banyak jalur yang harus dimasuki/dilewati sebelum langsung ke pengambil keputusan. Dari sisi perusahaan kemungkinan munculnya distorsi atau gangguan penyampaian informasi ke level yang lebih tinggi, karena setiap keterkaitan (link) dalam jalur komunikasi dapat mengambarkan suatu kemungkinan munculnya kesalah pahaman.

2. Saluran Komunikasi Informal
Dalam jaringan komunikasi informal orang-orang yang ada dalam suatu organisasi baik secara jenjang hirarki, pangkat dan kedudukan/jabatan dapat berkomunikasi secara leluasa. Namun jenis komunikasi ini karena sifatnya yang umum, informasi yang diperoleh seringkali kurang akurat dan tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, karena biasanya lebih bersifat pribadi atau bahkan sekadar desas-desus.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dalam kaitannya dengan sistem dalam suatu organisasi, komunikasi sangat dibutuhkan bahkan bisa dikatakan sangat vital kehadirannya karena sistem akan berjalan dengan baik dan lancar sehingga dapat diterapkan kepada semua anggota suatu organisasi mulai dari yang paling bawah sampai yang paling atas. Suatu organisasi yang terbentuk tanpa adanya komunikasi yang baik dan lancar merupakan organisasi yang tidak akan berjalan secara teratur sesuai sistem yang ada, organisasi tersebut juga tidak akan berkembang bahkan bisa saja organisasi tersebut akan mati.
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasisan, pengarahan dan pengawasan dengan memberdayakan anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Handoko, 2003:8).
Manajemen komunikasi adalah proses penggunaan berbagai sumber daya komunikasi secara terpadu melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan unsur-unsur komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Parag Diwan (1999).
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Kemampuan berkomunikasi akan menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya.

3.2 SARAN
Konsep dari manajemen komunikasi juga memberi saran kepada kita bahwa kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik bukan hanya sebagai hal yang sudah melekat dalam diri kita saja, melainkan sebagai suatu hal yang dapat kita pelajari dan kita kembangkan. Sebagai contohnya, kita dapat meningkatkan kemampuan kita dalam berkomunikasi agar dapat menjadi seorang komunikator yang memiliki kredibilitas. Disinilah letak kegunaan mempelajari manajemen komunikasi, yaitu agar kita dapat lebih mengerti bagaimana seharusnya berkomunikasi dengan orang lain, sehingga komunikasi yang terjadi merupakan komunikasi yang efektif. Manajemen komunikasi merupakan perpaduan konsep komunikasi dan manajemen yang diaplikasikan dalam berbagai setting komunikasi.



DAFTAR PUSTAKA

Kaye, Michael. 1994. Communication Management.

Diwan, Parag. 1999. Communication Management.

Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya

Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada

Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA: Wadsworth Publishing

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda

Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,USA:Alyn and Bacon

Sendjaja,Sasa Djuarsa,1994,Pengantar Komunikasi,Jakarta:Universitas Terbuka

Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo

Dr. Badrudin, M. Ag. (2013). Dasar-dasar manajemen Bandung : Alfabeta

1 Comments: