1.1
LATAR
BELAKANG MASALAH
Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut
paham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifesto politik
yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848.
Komunisme
lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu
mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh. Istilah komunisme sering
dicampuradukkan dengan Marxisme. Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai komunis di seluruh dunia. Racikan
ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut
"Marxisme-Leninisme". Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan
saat meletusnya Revolusi Bolshevik di
Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai
sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain.
Istilah
komunisme sering dicampur adukkan dengan komunis internasional. Komunisme
atau Marxisme adalah
ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh partai komunis di seluruh
dunia. sedangkan komunis internasional merupakan racikan ideologi ini berasal
dari pemikiran Lenin sehingga
dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme".
Komunisme
ideologi yang dianut oleh sepertiga penduduk dunia ini, kini dicap sebagai
ideologi berdarah, brutal, pembantai, pembunuh, pemerkosa, dan juragan
despotisme oleh para lawan politiknya, khususnya dari sekutu Barat, Amerika
Serikat. Sebenarnya komunisme adalah ideologi yang “baik”, dalam artian,
dilihat dari visi dan misnya, komunisme pada dasarnya ingin menciptakan tatanan
dunia tanpa penindasan oleh kelas ekonomi borjuis yang terdiri dari orang-orang
kaya, birokrat, dan pemilik modal terhadap kelas ekonomi proletar yang terdiri
dari orang-orang miskin, seperti buruh, petani, dan kaum pekerja tak bermodal.
Ideologi
komunis atau komunisme merupakan perlawanan besar pertama dalam abad ke-20
terhadap sistem ekomomi yang kapitalalis dan liberal. Komunisme adalah sebuah
paham yang menekankan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi (tanah,
tenaga kerja, modal) yang bertujuan untuk tercapainya masyarakat yang makmur,
masyarakat komunis tanpa kelas dan semua orang sama. Komunisme ditandai dengan
prinsip sama rata sama rasa dalam bidang ekomomi dan sekularisme yang radikal
tatkala agama digantikan dengan ideologi komunis yang bersifat doktriner. Jadi,
menurut ideologi komunis, kepentingan-kepentingan individu tunduk kepada
kehendak partai, negara dan bangsa (kolektivisme).
Komunisme
merupakan ideologi yang menghendaki penghapusan pranata kaum kapitalis serta
berkeinginan membentuk masryarakat kolektif agar tanah dan modal (faktor
produksi) dimiliki secara sosial dan pertentangan kelas serta sifat kekuatan
menindas dari negara tidak berlangsung lagi. Dalam setiap upaya-upaya untuk
menanamkan ideologinya itu, Paham komunis berusaha mengambil jalan pintas yakni
dengan jalan revolusi dengan metode kekerasan. Hal inilah yang menyebabkan
antipati masyarakat dunia terhadap paham ini. Kalau kita membuka lembaran sejarah berikutnya, Afganistan yang pernah berada di bawah jajahan
Unisoviet mengalami tragedi kemanusiaan yang panjang akibat cara-cara kekerasan
yang dilakukan Penganut paham komunis tersebut.
2.1 PENGERTIAN KOMUNISME
Penganut paham ini berasal dari Manifest
der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifesto politik
yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848. Komunisme pada awal kelahiran
adalah sebuah koreksi terhadap paham kapitalisme di awal abad ke-19, dalam
suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang
lebih mementingkan kesejahteraan ekonomi. Akan
tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme antara penganut
komunis teori dan komunis revolusioner yang masing-masing mempunyai teori dan
cara perjuangan yang berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk menuju dengan apa yang
disebutnya sebagai masyarakat utopia.
Dalam
komunisme perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan alat-alat
produksi melalui peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan
sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar, namun
pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil dengan melalui perjuangan partai.
Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank.
Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh
Politbiro.
Komunisme
sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis sebagai
alat pengambil alihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan akumulasi
modal pada individu. pada prinsipnya semua adalah direpresentasikan sebagai
milik rakyat dan oleh karena itu, seluruh alat-alat produksi harus dikuasai
oleh negara guna kemakmuran rakyat secara merata, Komunisme memperkenalkan
penggunaan sistem demokrasi keterwakilan yang dilakukan oleh elit-elit partai
komunis oleh karena itu sangat membatasi langsung demokrasi pada rakyat
yang bukan merupakan anggota partai komunis karenanya dalam paham komunisme
tidak dikenal hak perorangan sebagaimana terdapat pada paham liberalisme.
Secara umum
komunisme berlandasan pada teori Materialisme Dialektika dan Materialisme Historis oleh
karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan mitos, takhayul dan agama dengan
demikian tidak ada pemberian doktrin pada rakyatnya, dengan prinsip bahwa
"agama dianggap candu" yang membuat orang berangan-angan yang
membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta
keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).
2.2 MEMAHAMI AJARAN KOMUNISME
Memahami
ajaran (ideologi) komunisme perlu juga memahami bagaimana ajaran ini lahir dan
dikembangkan. Karenanya, kita perlu mengkaji sumber ajaran filsafat yang
sesungguhnya cukup benar dan sesuai dengan kodrat martabat manusia; kemudian diubah
(baca: dijiplak dan diturunkan).
A. AJARAN
FILSAFAT HEGEL (IDEALISME MURNI)
Sejarah
mencatat bahwa Hegel (George Wilhelm Friederich Hegel 1770 – 1831) adalah
seorang filosof besar yang mengajarkan aliran filsafat idealisme murni.
Ajaran Hegel dianggap sangat fundamental karena nilai-nilai Ketuhanan
(theisme) dan peletak ajaran/teori evolusi alam dan nilai-nilai
universal.
Hegel diakui
sebagai filosof besar yang ajarannya kemudian dikembangkan oleh pengikutnya,
sehingga ada yang menamakannya sebagai Hegelian dan Neo-Hegelian. Ajarannya
menjangkau berbagai bidang filsafat; mulai filsafat alamiah, sejarah (evolusi
peradaban), sampai filsafat hukum dengan ajaran teori kedaulatan Tuhan
(theokratisme) yang kemudian menjadi teori kedaulatan negara;
yang dikembangkan oleh marxisme-komunisme menjadi teori etatisme
(serba negara, pemujaan kepada negara).
1.
Teori Dialektika
Hegel tokoh
filsafat idealisme-murni ini mengajarkan bahwa alam semesta dan
budaya/peradaban umat manusia berkembang berdasarkan proses dialektika.
Makna dan proses dialektika menurut Hegel, terutama:
bahwa setiap
adanya sesuatu, termasuk ide atau pemikiran, senantiasa akan melahirkan ide
yang bertentangan dengannya. Tiap ide, dinamakan thesis; dan tiap thesis
berhadapan dengan lawannya, yakni antithesis.
Proses
dialektika atau pertentangan demikian melahirkan sinthesis; yang
bersifat lebih komprehensif dan mengandung validitas kebenaran yang lebih
tinggi dibandingkan thesis maupun antithesis.
Sinthesis
itu, kemudian berkedudukan sebagai thesis baru yang melahirkan antithesis baru.
Demikian berlanjut dalam dinamika hukum alam semesta dan budaya/peradaban.
Artinya, budaya dan peradaban lahir dan terbentuk oleh proses dialektika ini.
Jadi, seluruh alam termasuk ide, budaya dan peradaban terbentuk dan berkembang
dalam proses dialektika. Tegasnya, tanpa dialektika tidak ada perkembangan
budaya dan peradaban.
2.
Teori Theokratisme
Ajaran
theokratisme berpusat pada teori negara dan kedaulatan negara. Hegel mengakui
negara sebagai pelembagaan aspirasi nasional yang terikat dengan hukum
dialektika. Hegel menyatakan: negara adalah perwujudan karsa dan kekuasaan
(kedaulatan) Tuhan. Karenanya, teori Hegel tentang negara ialah berdasarkan
asas theokratisme. Maknanya, negara dan kedaulatan dalam negara diamanatkan
oleh Tuhan untuk ditegakkan oleh kepala negara atas nama Tuhan. Karena itu
pula, teori negara menurut Hegel ialah teori kedaulatan Tuhan (theokratisme).
Negara memiliki kedaulatan sebagai amanat
Tuhan; karenanya diakui sebagai kedaulatan Tuhan (theokratisme).
Sebagai penegak kedaulatan Tuhan di dalam negara, diwakilkan dan dipercayakan
kepada kepala negara ---karenanya kepala negara memiliki otoritas mutlak atas
nama Tuhan---. Kemudian teori kedaulatan Tuhan yang dalam praktek kenegaraan
ditegakkan dan dilaksanakan oleh Kepala Negara atas nama Tuhan. Terbentuklah
sistem diktatur atau otoriter (authoritarianisme, totaliter) yang memimpin dan
menguasai pemerintahan negara atas nama kedaulatan Tuhan (atas nam Tuhan).
Terbentuklah teori kedaulatan negara (etatisme); pemujaan
kepada negara yang dalam praktek memuja Kepala Negara ---yaitu ketua
sentral komite (CC) partai komunis, sebagai partai tunggal dalam negara (baca:
partai negara). Berdasarkan
ajaran dan teori Hegel ini, manusia mengemban amanat (moral) Ketuhanan,
sehingga masyarakat dan negara termasuk penegakan HAM berdasarkan asas moral
dan nilai Ketuhanan.
B. AJARAN KARL MAX
Karl Marx
adalah tokoh sosialis revolusioner, ahli teori sosial dan ekonomi. Marx belajar
filsafat kepada filosof terkemuka, yakni Hegel.
Ajaran Karl
Marx tidak diakui sebagai ajaran filsafat; hanya sebagai ajaran ideologi
dogmatis. Dinamakan demikian karena cukup alasan untuk menganggap
ajarannya irrasional, bahkan bertentangan dengan realitas semesta
dan akal sehat manusia. Ideologi marxisme bersifat dogmatis-doktriner: bahwa
alam semesta termasuk manusia adalah materi dalam ikatan hukum
alam. Marx menganggap realitas kehidupan sosial budaya (umat manusia dan di
dalam negara) sebagai wujud dialektika, yakni bagian dari dialektika
historis materialisme. Artinya, hidup ditentukan adanya materi
(ekonomi) sebagai kebutuhan dasar kehidupan manusia. Jadi, kehidupan manusia
ditentukan dan bergantung kepada komuditas ekonomi yang
sesungguhnya berwujud materi.
Teori
dialektika Hegel yang lebih bersifat ide (pemikiran)
sebagai konsepsi dasar pengembangan budaya dan peradaban, sebagai proses
perkembangan nilai-nilai yang berpuncak kepada nilai Yang Maha Sempurna, ialah
Tuhan Yang Maha Esa. Karenanya, teori Hegel bersifat theisme
(theokratisme, religious). Oleh Karl Marx, teori dialektika ini dijadikan
sebagai dialektika historis materialisme; bermakna bahwa seluruh
wujud kehidupan umat manusia, termasuk makhluk lainnya hanya akan hidup berkat
tersedianya materi, seperti: tanah, air, dan makanan. Karenanya,
terkenal teori hukum alam: bahwa hidup adalah perjuangan; dan
hanya yang paling unggul yang mampu bertahan hidup (life is struggle;
survival of the fittest).
Teori
dialektika Hegel dipraktekkan oleh Karl Marx sebagai asas dan pola: pertentangan
kelas (dialektika). Teori ini berkembang, bahwa dalam masyarakat ada
kelas penguasa dan penindas rakyat (proletar). Kelas penguasa ini identik
dengan kaum kapitalis, kaum penjajah sekalipun komunisme juga membentuk
pemerintahan diktator, otoriter yang dikendalikan partai negara,
partai komunis dalam negara itu. Dengan strategi partai menguasai negara
melalui revolusi, rakyat di dalam negara dibedakan: pendukung
revolusi ( revolusioner, kaum komunis dan
kader-kadernya); berhadapan dengan kaum penentang revolusi ( kontra-revolusi,
reaksioner); mereka harus dimusnahkan!
Siapakah
yang akan mereka musnahkan? Terutama, kaum feodal, ningrat, kaum modal
(kapitalis), umat penganut agama yang berKetuhanan (theisme) yang
dianggapnya menentang atheisme! Karenanya, telah terjadi proses
revolusi dan penumpasan kaum atau rakyat non-komunis, bahkan juga
terjadi pengikisan nilai-nilai budaya dan agama yang dianggap bertentangan
dengan paham atau ajaran marxisme-komunisme-atheisme. Bila kondisi itu terjadi,
negara dan masyarakat menjadi medan atau kancah revolusi, anarchisme yang
bermuara sebagai tragedi nasional, tragedi peradaban dan tragedi moral
kemanusiaan!
Teori
dialektika ini diaplikasikan oleh Karl Marx dalam kehidupan sosial politik
manusia; terutama dalam merebut dan menguasai sumber daya alam
(komuditas ekonomi sebagai prasyarat kehidupan). Perebutan antar kekuatan
sosial ialah berwujud polarisasi antar kekuatan yang saling
berhadapan untuk menguasai sumber daya alam demi kehidupan. Analog dengan dinamika
itu, dalam sosial politik manusia berjuang memperebutkan materi
(benda ekonomi, komuditas) yang menjamin hidupnya, maka dalam sosial politik
manusia memperebutkan posisi dan kekuasaan. Kekuasaan dalam makna
kehidupan nasional dan kenegaraan ialah kemerdekaan, kedaulatan atau politik.
Semua potensi yang memperebutkan kekuasaan (politik) berhadapan sebagai lawan
antar mereka. Terbentuklah polarisasi: kawan dan lawan.
Materi demi
kehidupan meliputi lahan (land) untuk mukim dan pertanian sebagai modal dasar
kehidupan (ingat: PKI selalu memprioritaskan politik land reform/pembagian hak
pemilikan lahan untuk petani dan rakyat; tidak boleh ada tuan tanah, kaum
feodal). Materi untuk kehidupan berikutnya ialah tenaga kerja,
yakni manusia (rakyat) yang mengolah lahan untuk produktivitas
yang dibutuhkan kehidupan. Hanya berkat kerja, manusia mampu berproduksi demi
kehidupan.
Dalam budaya
dan sistem politik feodalisme dan kapitalisme, kaum buruh hanya diperalat
(ditindas) oleh kaum kapitalis (kaum modal, kaum ningrat) sehingga mereka makin
miskin; karena hasil kerja mereka dinikmati oleh kaum kapitalis (pemilik
modal). Jadi, buruh yang memeras tenaga dan keringatnya, mengolah komuditas
menjadi benda-benda ekonomi hanya menguntungkan kaum kapitalis!
Karena
itulah Karl Marx menganjurkan: “Hai kaum buruh sedunia, bersatulah! Rebutlah
hak kamu yang dirampas oleh kaum kapitalis. Kalian tidak akan kehilangan
apa-apa; kecuali belenggu yang mengikat kebebasanmu dan kemiskinanmu!” Ajaran
Marx ini terkenal sebagai teori nilai lebih (the theory of surplus values).
Maknanya, benda alamiah (materi, seperti tanah atau kayu) diolah kaum buruh
menjadi pertanian atau industri mebel. Kemudian sebagai komuditas laku dijual
dengan harga berlipat ganda. Laba penjualan yang dirampas/dikuasai pemilik
modal.
Dalam buku
ini Marx mengajarkan asas ekonomi komunisme: “...material condition of life”
and specifically” the mode of production of the material means of exsistence”
determine much else in human consciousness of society.” Dalam karya-karyanya
Marx mengajarkan bahwa kapitalisme adalah musuh rakyat dan lawan dari komunisme
dan sosialisme. Untuk menaklukkan mereka, rakyat (buruh dan proletar) bersatu
melalui revolusi. (Edwards 1972 vol. 5 – 6: 171 – 176).
Dilengkapi
dengan beberapa karya lain, Karl Marx menulis juga bersama mitranya Frederich
Engels (1820 - 1895) sebagai propaganda dan pengkaderan kaum komunis
yang bertujuan menggerakkan revolusi untuk merebut kekuasaan di dalam negara
yang dianggapnya feodal, kapitalis dan theokratis.
Engels
adalah sahabat Karl Marx; bahkan dalam berbagai karya mereka selalu dipikirkan
bersama. Terutama: The Communist Manifesto (1848). Karl Marx
terkenal dengan karyanya Das Kapital (1876) sebagai ajaran dasar
komunisme. Kemudian, oleh Engels dikembangkan dan diterbitkan Das Kapital
(volume 2 dan 3) 1885 dan 1894 sebagai bukti kesetiaannya melanjutkan pemikiran
Karl Marx.
Asas teori
dialektika diadopsi oleh Marx, sebagai dialektika-historis-materialisme.
Artinya, seluruh perkembangan alam, makhluk hidup termasuk manusia ialah proses
dialektika-historis-materialisme. Tiada satu makhlukpun akan dapat bertahan
hidup tanpa tersedianya prakondisi hidupnya; berupa: benda-benda yang menjamin
hidup yakni dalam teori sosial ekonomi ialah benda-benda ekonomi.
Jadi, semua
makhluk hidup dapat bertahan dan berkembang apabila mereka menang dan menguasai
materi (materialisme) berupa benda-benda ekonomi. Mereka tertindas oleh
penguasa materi itu; sehingga lemah dan mati. Inilah hukum alam (sebab –
akibat) yang aktual. Teori dialektika Hegel, diubah menjadi teori
dialektika-historis-materialisme; sepenuhnya sebagai teori kebendaan
(benda-benda ekonomi yang menentukan hidup mati makhluk hidup). Marx
mengajarkan, manusia tidak boleh menyerah kepada alam dengan menyatakan semua
telah ditakdirkan oleh Tuhan.
Marx
mengajarkan, nasib manusia sepenuhnya di tangannya sendiri; bukan dari Tuhan.
Hanya manusia yang lemah yang menyerahkan nasibnya kepada belas kasihan Tuhan
(Yang Maha Pengasih). Mereka yang lemah inilah yang menciptakan Tuhan, sebagai
pelarian dan impian dari penindasan, penistaan dan penderitaan.
Karenanya,
terkenal doktrin Karl Marx tentang moral dan agama:
· Agama adalah candu bagi rakyat (religions is an opium
for the people).
· Bukan Tuhan
yang menciptakan manusia; melainkan manusia (yang lemah) yang menciptakan Tuhan maksudnya sebagai pelarian
dan impian masuk surga.
Marx mengajarkan pula, dalam teori sosial
ekonomi bahwa mereka yang menguasai materi benda-benda ekonomi itu ialah kaum
yang menguasai modal sebagai kekayaan dan kekuatan. Marx menyebut mereka
sebagai kaum kapitalisme ( kaum yang menguasai modal untuk hidup.
Modal terutama berwujud: tanah dan uang). Kaum modal makin berkembang sebagai
kaum kapitalis berkat tenaga kerja (buruh). Buruh ini dengan karyanya mampu
menghasilkan nilai tambah; dari benda-benda modal (tanah dan komuditas ekonomi)
diolah kaum buruh menjadi benda-benda ekonomi yang menghasilkan nilai
tambah (surplus value theory).
Dengan upah
buruh yang rendah, harga meubel dijual dengan harga yang cukup tinggi.
Kapitalis mendapat laba yang berlipat ganda, bertambah kaya. Marx menyatakan
kaum kapitalis adalah penghisap dan penindas kaum buruh. Kapitalis makin kaya
berkat tenaga kerja atau buruh yang murah. Proses demikian berlangsung sebagai
budaya ekonomi kapitalisme-liberalisme. Karena itulah, Marx mengeluarkan
doktrin: “Hai kaum buruh sedunia, bersatulah untuk merebut hak dan kekayaanmu
yang dirampas (karena diperas, dihisap) oleh kapitalis! Kaum buruh tidak akan
kehilangan apapun dalam perebutan itu; kecuali kamu akan mendapatkan hak kamu
dan kehilangan penderitaan dan kemiskinanmu!
Doktrin ini
meningkat menjadi doktrin revolusioner.
Artinya, Marx menyatakan perang pada kaum kapitalis, feodal yang menindas dan
menghisap kaum buruh khususnya dan rakyat miskin pada umumnya. Rakyat miskin
ini dinamakan kaum proletar. Karena itu, Marx itu memprovokasi dengan doktrin
berikut: “Hai rakyat dan proletar sedunia yang tertindas. Kalian harus merebut
hak yang dirampas oleh kaum kapitalis (feodal dan penguasa) dengan revolusi.
Kalian tidak akan kehilangan apapun, kecuali rantai belenggu kemiskinan dan
penindasanmu.
Jadi, Karl
Marx adalah pejuang yang mengomandokan doktrin revolusioner; yang sekarang
dianut oleh kaum komunis (marxisme-komunisme-atheisme). Sesungguhnya di Rusia
berkembang paham sosialisme untuk perubahan nasib rakyat Rusia, dengan
dipelopori oleh revolusi kaum sosialis Mensheviks; kemudian terjadi perebutan
kekuasaan oleh kaum komunis revolusioner (Bolsheviks) yang dipimpin Lenin.
Terjadilah perang saudara sebagai dilukiskan oleh pujangga Boris Pasternak
dalam novelnya yang terkenal Dr. Zhivago yang mendapat nobel sastra 1960.
Nampak sejarah revolusi komunis di Rusia seperti revolusi Indonesia 17 Agustus
1945 yang dicoba untuk direbut dan dijadikan negara komunis oleh pemberontakan
PKI Madiun 18 September 1945.
Kemudian
dunia mencatat sejarah revolusi di Rusia 17 Oktober 1917 dengan menumbangkan
kekaisaran Rusia (dan membunuh semua lawan-lawannya) termasuk penindasan kaum
beragama. Juga revolusi komunis di negara Cina. Sebenarnya bangsa Cina dipimpin
Dr. Sun Yat Sen dengan ajaran nasionalismenya . Sun Yat Sen merombak kekuasaan
kaisar menjadi negara demokrasi pada 1912. Cina, yang lebih terkenal sebagai
Tiongkok Raya dikembangkan dengan asas San Min Chu I. Ketika Dr. Sun Yat Sen
wafat, kepemimpinan nasional Cina dipimpin oleh Jenderal Chiang Kai Chek.
Chiang Kai
Chek dengan partai nasional (Koumintang) dianggap korrup. Kaum oposisi yang
terhimpun dalam partai Kouchantang (partai komunis Cina) dipimpin
Mao Zedong, pada 1 Oktober 1949 berhasil menggerakkan revolusi rakyat dan
mendirikan Republik Rakyat Cina (RRC). Chiang Kai Check bersama rakyat yang
berjiwa nasionalis mengasingkan diri dan pemerintahannya ke pulau Formosa; yang
kemudian menjadi negara Taiwan (perhatikan: partai nasionalis
pelopor pembaruan bangsa dan negara Cina, dari kekaisaran menjadi republik
Cina; namun direbut/kudeta oleh revolusi partai komunis Cina 1
Oktober 1949), menjadi Republik Rakyat Cina (RRC)
Bagi Karl
Marx, semua manusia yang tidak menganut paham marxisme-komunisme-atheisme,
adalah lawan (musuh) yang harus ditaklukkan/dikuasai, untuk
dijadikan (penganut) komunisme. Demikianlah
secara umum, berbagai bangsa dengan berbagai ajaran ideologi di dunia
modern, mereka bedakan dan pertentangkan antara :
1.
Mereka yang
menganut paham non-komunis (kaum feodalisme, kapitalisme, liberalisme, agamis)
adalah lawan atau musuh yang harus ditaklukkan. Dalam praktek sosial politik,
kaum komunis berhadapan dengan kaum kapitalis (seperti: kaum modal, ningrat,
penguasa). Kaum komunis senantiasa membela (sebagai misi perjuangannya) kaum
miskin (proletar, buruh, petani) dan rakyat yang ditindas oleh penguasa dan
atau kaum kapitalis.
2.
Kaum komunis
percaya manusia miskin akibat penindasan kaum kapitalis, termasuk kaum feodal
dan kekuasaan lembaga keagamaan dalam sejarah Barat lembaga Gereja. Karena
itulah, kaum komunis anti semuanya. Untuk mengikis kekuatan musuhnya itu, Karl
Marx juga menyatakan: agama adalah candu bagi rakyat “Religion is the
opium of the people . ....... That is why the founders of Marxism
considered scientific and materialist propaganda as the most powerful
weapon in the fight against religion!” (Marx & Engels
1955: 9-10).
3.
Kaum buruh diperalat dan diperbudak oleh kaum modal
(kapitalis) sehingga makin miskin dan tertindas. Karena itulah Marx
mempropagandakan perlunya revolusi sosial untuk meruntuhkan kekuasaan.
Polarisasi dunia modern berwujud perang dingin antara blok Timur
(negara-negara komunis) berhadapan dengan blok Barat (negara-negara
kapitalisme-liberalisme).
4.
Ajaran
marxisme-komunisme-atheisme ditegakkan dan dikembangkan sebagai doktrin dan
dogma yang dianut dengan keyakinan dan fanatisme oleh penganutnya.
2.3 CIRI-CIRI IDEOLOGI KOMUNIS
Adapun
ciri-ciri ideologi komunis antara lain sebagai berikut :
1. Ajaran komunisme adalah sifatnya yang
ateis, tidak mengimani Allah. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau
ia berpikir Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah
Tuhan ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah kepada manusia.
2. Sifatnya yang kurang menghargai
manusia sebagai individu. terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan ia
menguasai alat-alat produksi.
3.
Komunisme mengajarkan teori perjuangan
(pertentangan) kelas, misalnya proletariat melawan tuan tanah dan kapitalis.
4. Salah satu doktrin komunis adalah
the permanent atau continuous revolution (revolusi terus-menerus). Revolusi itu
menjalar ke seluruh dunia. Maka, komunisme sering disebut go international.
5. Komunisme memang memprogramkan
tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas, semua orang
sama. Namun, untuk menuju ke sana, ada fase diktator proletariat yang
bertugas membersihkan kelas-kelas lawan
komunisme, khususnya tuan-tuan tanah yang bertentangan dengan demokrasi
6. Perubahan atas sistem kapitalisme harus
dicapai dengan cara-cara revolusi, dan pemerintah oleh diktator proletariat
sangat diperlukann pada masa transisi.
7. Pada masa transisi, dengan
bantuan negara di bawah diktator proletariat, seluruh hak milik pribadi
dihapuskan dan diambil alih serta selanjutnya berada di bawah kontrol negara.
8.
Dalam dunia politik, komunisme menganut
sistem politik satu partai, yaitu partai komunis. Maka, ada Partai Komunis Uni
Soviet, Partai Komunis Cina, PKI, dan Partai Komunis Vietnam, yang merupakan
satu-satunya partai di negara bersangkutan. Jadi, di negara komunis tidak ada
partai oposisi. Jadi, komunisme itu pada dasarnya tidak menghormati HAM.
2.4 PERBANDINGAN
ANTARA KOMUNISME, PANCASILA DAN LIBERALISME
Secara ringkas, Ir. Heru
Santoso, M.Hum dalam bukunya Sari
Pendidikan Pancasila menggambarkan pembandingan ideologi-ideologi tersebut
sebagai berikut:
No
|
Komunisme
|
Pancasila
|
Liberalisme
|
1.
|
Atheis
|
Monotheisme
|
Sekuler
|
2.
|
HAM
diabaikan
|
HAM
dilindungi tanpa melupakan kewajiban asasi
|
HAM
dijunjung secara mutlak
|
3.
|
Nasionalisme
ditolak
|
Nasionalisme
dijunjung tinggi
|
Nasionalisme
diabaikan
|
4.
|
Keputusan
ditangan pimpinan partai
|
Keputusan
melalui musyawarah mufakat dan voting (pemungutan suara)
|
Keputusan
melalui voting (pemungutan suara)
|
5.
|
Dominasi
partai
|
Tidak ada
dominasi
|
Dominsi
mayoritas
|
6.
|
Tidak ada
oposisi
|
Ada
oposisi dengan alasan
|
Ada
oposisi
|
7.
|
Tidak ada
perbedaan
|
Ada
perbedaan pendapat-pendapat
|
Ada
perbedaan pendapat
|
8.
|
Kepentingan
negara-negara
|
Kepentingan
seluruh rakyat
|
Kepentingan
mayoritas
|
2.5
KOMUNISME INTERNASIONAL
Komunis
internasional sebagai teori ideologi mulai diterapkan setelah meletusnya Revolusi Bolshevik
di Rusia
tanggal 7 November 1917.
Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan
ke negara lain. Pada tahun 2005
negara yang masih menganut paham komunis adalah Tiongkok,
Vietnam,
Korea Utara,
Kuba
dan Laos.
Komunis internasional adalah teori yang disebutkan oleh Karl Marx.
Ideologi
komunisme di Tiongkok agak lain daripada dengan Marxisme-Leninisme yang
diadopsi bekas Uni Soviet. Mao Zedong menyatukan berbagai
filsafat kuno dari Tiongkok dengan Marxisme yang kemudian ia sebut sebagai Maoisme.
Perbedaan mendasar dari komunisme Tiongkok dengan komunisme di negara lainnya
adalah bahwa komunisme di Tiongkok lebih mementingkan peran petani daripada
buruh. Ini disebabkan karena kondisi Tiongkok yang khusus di mana buruh
dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari kapitalisme.
Indonesia
pernah menjadi salah satu kekuatan besar komunisme dunia. Kelahiran PKI pada
tahun 1920an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di negara tersebut,
bahkan di Asia. Tokoh komunis nasional seperti Tan Malaka
misalnya. Ia menjadi salah satu tokoh yang tak bisa dilupakan dalam perjuangan
di berbagai negara seperti di Cina,
Indonesia,
Thailand,
dan Filipina.
Bukan seperti Vietnam
yang mana perebutan kekuatan komunisme menjadi perang yang luar biasa. Di
Indonesia perubuhan komunisme juga terjadi dengan insiden berdarah dan
dilanjutkan dengan pembantaian yang banyak menimbulkan korban jiwa.
Dan tidak berakhir disana, para tersangka pengikut komunisme juga diganjar eks-tapol
oleh pemerintahan Orde Baru dan mendapatkan pembatasan dalam
melakukan ikhtiar hidup mereka.
2.6 MASUKNYA KOMUNISME KE INDONESIA
Paham komunis masuk ke Indonesia oleh HFJ Sneevliet (1883-1942)
tahun 1913. Sebagaimana di negeri-negeri lain, yang tertarik pada faham komunis umumnya
adalah kaum jelata karena memang faham ini konon untuk membela kaum jelata dan
menjadikan kaum elit sebagai musuh. Adapun basis pendukungnya adalah buruh dan
tani. Di Indonesia, jelas faham komunis mendapat lahan yang subur. Tatanan
kolonial menjadikan bangsa Indonesia sengsara di negeri sendiri, selain miskin
juga tertindas. Sneevliet membentuk organisasi bernama ISDV (Indische Sociaal
Democratische Vereeniging) tahun 1914.
Atas
prakarsa Sneevliet pada tahun 1914 didirikan Persatuan Sosial Demokrat
Indonesia (ISDV), yang pada awalnya terdiri dari 85 anggota dua partai sosialis
Belanda (Partai Buruh Sosial Demokrat yang berbasis massa di bawah kepemimpinan
reformis, dan Partai Sosial Demokrat yang merupakan cikal bakal Partai Komunis,
terbentuk setelah perpecahan politik dengan SDAP di tahun 1909)
Sejak
mulanya tendensi revolusioner mengendalikan ISDV, sikapnya militan terhadap
isu-isu lokal (misalnya, kampanye mendukung seorang jurnalis Indonesia yang
diadili karena melanggar hukum pengendalian pers, dan juga mengadakan rapat
umum menentang persiapan perang yang dilakukan oleh pemerintah Belanda) dan
selain itu ISDV juga melibatkan diri dalam pergerakan nasional. Pada tahap itu
orang Eropa anggota ISDV Belanda boleh masuk Insulinde sebagai anggota
individual. Pimpinan Insulinde dan Sarekat Islam bersifat kelas menengah,
tetapi senang dan bersyukur menerima bantuan dari ISDV, dan hanya kaum sosialis
siap membantu pada saat itu.
Namun
demikian, tak terelakkan konflik mulai timbul antara kepemimpinan ISDV dan
Insulinde, dan juga di dalam ISDV sendiri. ISDV menegaskan bahwa pejuangan
melawan penjajahan Belanda harus didukung kaum sosialis, dan menyatakan bahwa
hal ini mencakup perjuangan melawan sistem kaptialis. Pimpinan kelas menegah
Insulinde (seperti para pemimpin SI kemudian) secara naluriah menolak dengan
keras pikiran itu, dan mengedepankan “teori dua tahapan”. Dalam ISDV sendiri
aliran refomis meninggalkan partai itu di tahun 1916 dan mendirikan Partai
Sosial Demokrat Indonesia (ISDP), yang dalam waktu singkat langsung dekat
dengan pemimpin kelas menengah nasionalis. Di sisi lain, ISDV makin digemari
dan dihormati kaum militan Indonesia karena berani dan berprinsip dalam hal
politik lokal. Walaupun diserang para pemimpin nasionalis karena banyak yang
berketurunan Belanda, hal ini tidak merupakan rintangan dalam perjuangan
membangun organisasi revolusioner, dan merebut dukungan massal.
Banyak
masalah sulit yang dihadapi oleh ISDV di periode awal bangkitnya gerakan
politik massa ini. Pada 1915-18 penguasa Belanda menanggapi gerakan massa yang
tumbuh dengan mendirikan semacam “Volksraad” yang bertujuan membendung
militansi massa. ISDV – berlawanan dengan pimpinan nasionalis dan ISDP – pada
mulanya memboikot badan ini, tetapi kemudian membatalkan keputusan itu ketika
mulai jelas bahwa Volksraad itu dapat dimanfaatkan sebagai medan propaganda
revolusioner.
Sneevliet
juga memegang peran penting dalam Serikat Staf Kereta Api dan Trem (VSTP), pada
saat itu kecil saja, dan sebagian besar anggotanya berkulit putih. Sneevliet
mengarahkan VSTP kepada bagian besar buruh yang pribumi, dan pada saat bersamaan
berusaha menguatkan struktur organisasinya dengan menegaskan pentingnya
pengurusan cabang cabang yang baik, juga konperensi tahunan, penarikan
sumbangan anggota, dsb. Dalam jangka waktu singkat anggota serikat ini menjadi
dua kali lipat, dan sebagian besar pribumi. Kesuksesan VSTP meraih hormat bagi
gerakan sosialis, dan memungkinkan Sneevliet merekrut para aktivis buruh ke
dalam ISDV. Yang terpenting di antaranya adalah Semaun, seorang pemuda buruh
perusahaan kereta api yang pada tahun 1916 (saat berusia 17 tahun), menjadi
kepala Serikat Islam di Semarang, dan di kemudian hari menjadi tokoh penting
dalam PKI.
Liberalisme
Belanda tidak mendorong perjuangan buruh. Pemogokan dibalas dengan PHK massal,
pembuangan para aktivis ke pulau-pulau terpencil, dan tindakan apa saja yang
perlu untuk menghancurkan gerakan buruh. Dalam periode itu jarang sekali
pemogokan buruh menemui kesuksesan, dan tidak mungkin berhasil memengaruhi
perjuangan luas. Dilawan oleh majikan yang kuat, terbatas kemungkinan memajukan
kondisi kaum buruh lewat perundingan.
Meskipun
demikian gerakan serikat buruh bertahan dan berkembang. Kenyataan ini hanya
bisa diterangkan dengan kekuatan dan daya tahan kaum buruh, dengan tumbuhnya
jumlah dan pengalaman kaum buruh, dan di pihak lain, diterangkan oleh kenyataan
bahwa perjuangan serikat buruh] tidak dapat dipisahkan dari perjuangan yang
lebih luas yang dilakukan oleh rakyat Indonesia dalam melawan penindasan dan
penghisapan pemerintah Belanda.
Sebagian
besar kaum petani tetap mengikuti adat dan agama, kelihatannya pasif kalau
ditindas, petani pada waktu itu pandangannya terbatas oleh kepentingan dan
masalah kehidupan desa, tidak dapat diharapkan menunjang program sosialis
dengan pemikiran yang termaju. Kaum petani hanya bisa memihak segi program
sosialis yang merefleksikan kepentingan kaum tani sendiri, dan memihak
perjuangan militan yang membantu tuntutan itu. Namun dukungan seperti itu juga
biasanya sporadis, ekspolsif, dan tidak lengkap, selaras dengan karakter kaum
tani sendiri – yaitu suatu kelas yang heterogen, produsen kecil yang terisolir,
dan yang menurut kepentingan sendiri. Oleh karena itu kaum petani mungkin
memihak kaum buruh, tetapi juga mungkin memihak demagogi kaum nasionalis,
mistik agama atau aliran lain yang menawarkan pemecahan segera bagi persoalan
kongkrit yang mereka hadapi.
Dalam
pengertian perspektif dan teoris, di satu sisi, sebagai organisasi kader ISDV
amat lemah. Pengusiran Sneevliet dari Indonesia pada tahun 1918 meninggalkan
jurang tak terjembatani di pucuk pimpinan organisasi itu. Tidak ada pemimpin,
baik keturunan Belanda maupun pribumi, walaupun trampil sebagai pejuang
revolusioner, memiliki pengalaman dan pemandangan marxis yang cukup luas untuk
mengemudikan partai secara tepat saat menghadapi tikungan yang tajam dan
mendadak.
Potensi
revolusioner ISDV yang gemilang pada era itu ditunjukkan tahun 1917-1918, saat
partai itu segera mendukung Revolusi Rusia dan dengan cepat menarik implikasi
revolusi itu bagi revolusi di negara Eropa dan Indonesia sendiri. Belajar dari
pengalaman Rusia, ISDV mulai mengorganisir serdadu dan pelaut di Indonesia, dan
dengan usaha itu berhasil menarik pengikut sekitar 3,000 orang di angkatan
bersenjata Belanda.
Pada akhir
tahun 1918, saat Belanda di ambang revolusi, pemerintah kolonial bingung karena
kelihatannya mungkin ada perebutan kekuasaan revolusioner di Belanda, dan
mungkin sesudahnya di Indonesia juga. Pada saat itu sosial demokrat Belanda
kehilangan keberaniannya. Pemerintah kolonial menjanjikan berberapa perbaikan
situasi, dan situasi revolusioner reda.
Situasi di
Indonesia pada tahun 1918-1919 penuh gejolak, karena kisis ekonomi menghantam
para pekerja dan timbulkan perlawanan dengan kekerasan di kalangan kaum tani.
Kejadian ini melatarbelakangi pertumbuhan ISDV/PKI secara massal, dan juga
menyebabkan reaksi dari segi pemerintah.
2.7 PERKEMBANGAN PARTAI KOMUNIS DI INDONESIA
A. Masuknya
Komunisme Di Sumatera Barat
Dalam
situasi Sumatera Barat yang pehuh pertentangan, Haji Datuk Batuah membawa
dan, menyebarkan paham komunis diaerah tersebut. Pada tahun 1923 ia menanamkan
ajaran komunis di kalangan pelajar-pelajar dan guru-guru muda Sumatera Thawalib
Padang Panjang. Sumatera Thawalib adalah suatu lembaga pendidikan yang
dimiliki oleh kalangan pembaharu Islam di Sumatera Barat, dimana haji
Batuah merupakan salah seorang pengajarnya.
Berawal dari
Sumatera Thawalib Padang Panjang, paham komunis akhirnya menyebar ke
berbagai daerah Sumatera Barat dibawa oleh para lulusan sekolah tersebut
ke daerah asalnya. Penyebaran ini terutama dilakukan di kalangan petani.
Oleh masyarakat setempat ajaran komunis ini disebut “ilmu kominih” (Schrieke,
1960: 155). Ilmu ini menggabungkan ajaran Islam dengan ide anti
penjajahan Belanda, anti imperialisme-anti kapitalisme dan ajaran Marxis.
Pada akhir
tahun 1923 Datuk Batuah, bersama-sama dengan Nazar Zaenuddin mendirikan
pusat Komunikasi Islam di Padang panjang. Dalam waktu yang hampir
bersamaan Datuk Batuah menerbitkan harian “Pemandangan Islam” dan dan
Nazar Zaenuddin menerbitkan “Djago-Djago”. Lembaga Pusat Komunikasi Islam
dan kedua harian tersebut digunakan sebagai media penyiaran paham
komunis.
B. Usaha-Usaha Perluasan
Pada pagi 11
Nopember 1923 Datuk Batuah dan Nazar Zaenuddin ditangkap pemerintah kolonial
Belanda. Segera setelah itu pusat propaganda komunis berpindah ke Padang (
Schreike, 1960: 60). Pucuk kepemimpinan PKI Sumatera Barat
kemudian di ambil alih oleh Sutan Said Ali. Pada waktu itu kegiatan
orang-orang komunis di seluruh nusantara menunjukkan peningkatan yang
pesat. Hal ini karena pada akhir tahun 1923 Darsono, seorang tokoh,
komunis kembali di Hindia Belanda dari Moskow atas perintah komintern
untuk mendampingi Semaun, Alimin dan Muso. Suatu hal yang
menyebabkan pesatnya perkembangan komunis di Sumatera Barat adalah
dileburnya Sarekat Rakyat Sumatera Barat ke dalam PKI. Sarekat Rakyat
ini semula bernama Sarekat Islam Merah, suatu organisasi pecahan Sarekat
Islam yang berorientesi kepada paham komunis, dimana di Sumetera Barat
mempunyai anggota yang cukup banyak (Kahin, 1952: 70).
Dengan
dileburnya Sarekat Rakyat ke dalam PKI, maka jumlah anggota inti PKI
Sumatera Barat meningkat berlipat ganda. Jika pada tanggal 1 Juni 1924 semua
anggota inti PKI Sumatera Barat tercatat hanya berjumlah 158
Orang, maka pada tanggal 31 Desember 1924 telah menjadi 600 orang, tiga
bulan kemudian menjadi 884 orang. Daerah-daearah yang tercatat sebagai
basis PKI adalah: Kota Lawas, pariaman, Sawah Lunto, Tikalah,
padang dan Silungkang.
C. Resolusi Prambanan 1925
Mulai tahun
1925 tampaknya PKI telah jatuh ke tangan orang-orang yang berdarah
panas. PKI mulai menghubungkan diri dengan orang-orang yang
dipandang rendeh dalam masyarakat dan kumpulan teroris yang selalu
dijumpai di pinggiran masyarakat Indonesia waktu itu (Arnold C. Bracham,
1970 : 22).
Sementara
itu Hoskow memproses arah yang ditempuh oleh PKI, tetapi tidak berhasil
(Ruth T.McVey,1965 : 158). Bahkan pada bulan Juni 1925, Alimin secara
terbuka menganjurkan suatu revolusi. Semenjak itu rupanya pengawasan partai
berada di tangan komunis sayap kiri.
Sejalan
dengan itu, pada bulan Desember 1925 di prambanan, Yogyakarta diadakan
pertemuan partai yang dipimpin oleh Alimin. Pretemuan ini dihadiri oleh
tokoh- tokoh PKI, diantaranya Budi Sucipto, Aliarcham, Sugono,
Surat Hardjo, Martojo, jatim, Sukirno, Suwarno, Kusno dan lain-lainnya. Sedang
Said Ali, pemimpin PKI cabang Sumatera Barat pada pertemuan ini
hadir mewakili seluruh Sumatera ( H. J. Benda, dan Ruth T.MaVey, 1960: 115)
Adapun hasil pokok dari pertemuan ini adalah bahwa PKI akan
mengadakan pemberontakan pada bulan Juli 1926, dengan terlebih
dulu diawali dengan aksi-aksi pemogokan yang akan diorganisir PKI.
Adapun hasil pokok dari pertemuan
ini adalah bahwa PKI akan mengadakan pemberontakan pada bulan Juli 1926,
dengan terlebih dulu diawali dengan aksi-aksi pemogokan yang akan
diorganisir PKI. Sehubungan dengan keputusan Prambanan tersebut
pemimpin-pemimpin PKI Sumatera Barat menempuh langkah-langkah guna
mempersiapkan pemberontakan, yang meliputi :
a.
Sejalan dangan Surat Edaran Komite Pusat PKI
No.221 maka PKI cabang Sumatera Barat berusaha mengumpulkan senjata.
Surat Edaran tersebut berisi perintah kepada cabang Padang supaya
mengumpulkan uang derma yang dimaksudkan untuk membeli persenjataan yang
akan digunakan untuk melakukan aksi pemberontakan.
b.
Mengadakan aksi-aksi ilegal. Ini terutama dilakukan
dalam bentuk membangun sel-sel PKI di derah-daerah pertanian dalam
rangka memperkuat semangat perlawanan. Dalam perkembangannya,
organisasi-organisasi ilegal ini mempunyai pengaruh cukup basar di Sumatera
Barat, terutama Sarekat Jin yang bergerak di Padang dan Pariaman (Ruth
T.Mc Vey, 1965: 194 ).
c.
Memperkuat propaganda di kalangan buruh-buruh tani
yang bekerja di perkebunan-perkebunan.Tetapi gelagat akan terjadinya
pemberontakan di Sumatera Barat, terlebih dulu tercium Pemerintah kolonial
Belanda. Oleh karena itu, pemerintah kolonial Belanda segera bertindak
melakukan penangkapan-penangkapan terhadap pemimpin-pemimpin PKI
Sumatera Barat. Berturut-turut Said Ali, Idrus, Sarun, Yusup Gelar Radjo Kacik,
Datuk Bagindo Ratu dan Haji Baharuddin pada akhir tahun 1926,
kemudian ditangkap dan dijebloskan ke penjara dengan tuduhan hendak
memberontak (Abdul Muluk Nasution, 1981: 91).
2.8 KOMUNISME VS PANCASILA
Ciri-ciri ideologi Pancasila sangat
bertentangan dengan ciri-ciri ideologi komunisme. Jadi, pancasila dan komunisme
tidak mungkin dipersekutukan. Itu ibaratnya minyak dan air. Atau kucing dan
anjing, yang tidak mungkin ditaruh dalam satu sangkar, karena pasti bertarung.
Namun, andaikata pemerintah akan
memperbolehkan adanya “komunisme di Indonesia dengan mencabut Tap
XXV/MPRS/1966, itu hanya sampai taraf hidup berdampingan di atas landasan dasar
filsafat dan ideologi pancasila.
Paham komunis untuk pertama kali
diperkenalkan oleh seorang Belanda bernama Sneevliet dan mendirikan Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV)
yang pada tahun 1920 diubah menjadi Partai Komunisme Indonesia (PKI) yang
diketuai oleh Semaun dan Darsono. Untuk mendapatkan anggota dilakukan dengan
cara infiltrasi (menyusup) ke dalam partai lain. Pengalaman sejarah menunjukkan,
PKI pernah mengalami dan menerima Pancasila sebagai dasar filsafat dan ideologi
negara, kemudian berkhianat. Pemerintah, pada tahun 1960-1965 meminta PKI agar
memasukan Pancasila ke dalam anggaran dasarnya. Karena itu, keberadaannya
diakui. Bung Karno percaya, PKI mau menerima Pancasila secara lahir batin.
Sehingga ia berani mengajarkan prinsip
persatuan Naskom. Peristiwa G30S/PKI mengesankan PKI menipu presiden, para
pembesar RI, dan rakyat yang bukan komunis.
2.9 APAKAH
KOMUNISME SUDAH HILANG ATAU MATI?
Banyak orang
yang mengira komunisme 'mati' dengan bubarnya Uni Soviet
di tahun 1991, yang diawali dengan keputusan Presiden Mikhail Gorbachev.
Namun komunisme yang murni belum pernah terwujud dan tak akan terwujud selama
revolusi lahir dalam bentuk sosialisme (Uni Soviet dan negara-negara komunis
lainnya). Dan walaupun komunis sosialis hampir punah, partai komunis
tetap ada di seluruh dunia dan tetap aktif memperjuangkan hak-hak buruh,
pelajar dan anti-imperialisme. Komunisme secara politis dan ekonomi telah
dilakukan dalam berbagai komunitas, seperti Kepulauan Solentiname di Nikaragua.
Seperti yang
digambarkan Anthony Giddens, komunisme dan
sosialisme sebenarnya belum mati. Ia akan menjadi hantu yang ingin melenyapkan
kapitalisme selamanya. Saat ini di banyak negara, komunisme berubah menjadi
bentuk yang baru. Baik itu Kiri Baru
ataupun komunisme khas seperti di Kuba
dan Vietnam.
Di negara-negara lain, komunisme masih ada di dalam masyarakat, namun
kebanyakan dari mereka membentuk oposisi terhadap pemerintah yang berkuasa.
3.1 KESIMPULAN
Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut
paham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifesto politik
yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah
analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah
dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang
kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia
politik.
Komunisme
pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap paham kapitalisme di awal abad ke-19, dalam
suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang
lebih mementingkan kesejahteraan ekonomi. Pancasila dianggap
sebagai sebuah ideologi karena Pancasila memiliki nilai-nilai filsafat mendasar
juga rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai sebuah landasan
dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu juga, Pancasila
merupakan wujud dari konsensus nasional, itu semua karena negara bangsa
Indonesia ini adalah sebuah sketsa negara moderen yang telah disepakati oleh para
pendiri negara Republik Indonesia kemudian nilai-nilai dari kandungan Pancasila
itu sendiri dilestarikan dari generasi ke generasi.
Ideologi
pancasila sendiri adalah suatu pemikiran yang beracuan Pancasila. Pancasila
dijadikan ideologi dikerenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah
mendasar dan rasional.
Komunis
lahir saat kondisi di Hindis Belanda (Indonesia) sedang mangalami ketertindasan
akibat sistem yang diterapkan oleh Belanda. Belanda mencerminkan praktek
Kapitalisme dan Feodalisme yang menindas kaum kecil seperti buruh dan petani
Pada awalnya Komunis hendak menghancurkan
belanda dan islam, tetapi melihat begitu besarnya rakyat yang beragama islam
yang itu bisa dimanfaatkan sebagai massa pro komunis, akhirnya mereka juga
menerapkan ide yang awalnya ditentang oleh mereka.
Di awal–awal
lahirnya, massa yang dibidik adalah buruh, tetapi seiring dengan berjalannya
waktu mereka juga melihat bahwa petani bisa dijadikan basis massa yang lebih
solid dari pada buruh, akhirnya mereka pun mengalihkan perhatiannya kepada kaum
petani dan juga masyarakat islam. Faktor yang turut berpengaruh terhadap
besarnya organisasi ini adalah apa yang mereka tawarkan kepada petani, buruh
serta kamuflase nilai komunis yang disamakan dengan nilai islam. Hal ini karena
kondisi saat itu benar – benar kondisi yang berat dan menekan kaum kecil
seperti buruh dan petani. Dengan propaganda mereka yang dianggap pro rakyat
kecil, mereka pun mendapatkan simpati yang cukup besar.
3.2 SARAN
Praktek komunisme harus disesuaikan dengan keadaan di
Indonesia, jangan dibiasakan menjiplak begitu saja pengaruh dari luar. Tan
Malaka misalnya tidak setuju dengan faham atheis, doktrin “agama adalah candu”
tidak masuk akal baginya.
Kaum petani menderita akibat penjajahan Belanda dalam
banyak segi, yang pertama dan paling berat adalah mereka menderita akibat
diterapkannya bentuk perpajakan. Ironisnya, beban pajak menjadi lebih berat
pada zaman diterapkannya kebijakan “etis” (liberal), yang diadopsi oleh
administrasi kolonial pada pergantian abad ke-20, ketika dibangun infrastruktur
yang dibiayi pajak.
Negara ada
untuk membantu manusia mewujudkan tujuan dan cita-citanya. Penyelenggaraan
negara harus membawa manfaat bagi manusia. Tugas manusia adalah
bertanggungjawab rasa kepentingan bersama warganya. Negara harus melindungi
hak-hak warganya dan menetapkan kewajiban-kewajibannya sebagai warga negara. Ia
juga harus menciptakan kehidupan bersama yang dilandasi oleh semangat cinta
kasih, keadilan, dan perdamaian. Warga negara mempunyai hak dan kewajiban,
antara hak dan kewajiban harus berjalan seimbang. Misalnya, kewajiban membela
negara dari segala ancaman dan gangguan baik dari dalam maupun luar negeri.
Paham
komunis seharusnya bukan hanya mengoposisikan masyarakat kalangan kebawah,
seperti halnya buruh, petani dan lain sebagainya. Di negara lain, adapun paham
komunismenya dalah bukan hanya dioposisikan untuk kalangan miskin. Namun, juga
dioposisikan untuk kalangan penguasa.
Sebagaimana
penerus bangsa hendaknya kita lebih menjaga dan mencintai negara kita.
Ada pun beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan hal
tersebut misalnya meningkatkan kebangaan dan rasa memiliki bangsa Indonesia
dalam diri setiap warga negara, membangun saling pengertian dan pengahargaan
antarsesama warga yang memiliki latar belakang kepentingan yang berbeda dan
etnik yang berbeda, para pemimpin negara sebaiknya menjalankan roda
pemerintahan secara efektif dan efisien, dan memperkuat unsur-unsur yang
menjadi alat pertahanan negara, seperti TNI.
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo,Miriam.Dasar-Dasar Ilmu Politik.Jakarta.2008
Posting Komentar